Prof Zainuddin Maliki: Jauhkan Sentimen Mayoritas dan Minoritas dari Lingkungan Belajar

Prof Zainuddin Maliki: Jauhkan Sentimen Mayoritas dan Minoritas dari Lingkungan Belajar
Prof Zainuddin Maliki. Foto: source for JPNN.com

"Dari sejumlah pernyataan tersebut jelas sekali mengandaikan etnisitas dan agama mayoritas dinilai sebagai sumber masalah," ujar legislator asal Dapil X Jatim (Gresik-Lamongan) itu.

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, salah besar kalau mencoba mengarahkan opini bahwa masalah di negeri ini hanya berasal dari mayoritas dan tidak ada yang berasal dari minoritas.

"Oligarki pemburu rente yang bermoral hazard itu minoritas. Hanya segelintir saja, tetapi mereka sumber masalah besar di negeri ini," lanjut Prof Zainuddin.

Lantaran dianggap berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas atas dasar SARA, maka dia meminta Mendikbudristek Nadiem Makarim menarik kuesioner tersebut.

Dia meminta survei LB diarahkan pada upaya menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran secara komprehensif, bukan hanya menggali input, proses dan output, tetapi juga konteks, outcome, benefit dan impact pembelajaran.

Untuk itu, survei LB tersebut mesti diperbaiki berangkat dari asumsi penciptaan lingkungan yang kondusif. Dia menyebut sudah banyak riset yang menyebutkan tripusat lingkungan belajar, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran secara bervariasi.

"Kondisi tripusat pendidikan itulah yang seharusnya digali melalui survei lingkungan belajar ini. Buang jauh pikiran yang mengancam kesatuan dan persatuan yang apalagi bangsa ini tengah membutuhkan kebersamaan menghadapi darurat kesehatan karena krisis pandemi Covid-19 yang masih terus berlanjut sekarang ini," pungkas Prof Zainuddin Maliki. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Politikus PAN Prof Zainuddin Maliki menyoroti survei Lingkungan Belajar yang bernuansa politis dan berpotensi membangkitkan sentimen SARA.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News