Profil Arsul Sani: Mantan Aktivis HMI, Belajar Politik dari Ayah

Profil Arsul Sani: Mantan Aktivis HMI, Belajar Politik dari Ayah
Arsul Sani, Wakil Ketua MPR. Foto: Ricardo/JPNN.com

Oleh karena itu, dia sangat yakin bahwa modal sosial tak kalah penting dengan finansial. Dalam hal itu, dia berutang kepada ayahanda yang membangun modal sosialnya.

Gagal di Pemilihan Umum 2009, Arsul tak ingin mengulangi kesalahan sebelumnya di Pemilu 2014. Ia pun maju sebagai Calon Legislatif PPP dan berhasil meraih 36.163 suara di daerah pemilihan Jawa Tengah X.

Di periode pertamanya sebagai anggota parlemen tahun 2014, Suami dari Sukma Violetta ini pun duduk di Komisi III yang mengurusi bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan.

Waktu dia menjabat anggota Komisi III, Asrul sempat beberapa kali tampil di media massa. Ia dikenal sebagai penulis penjelasan salah satu pasal dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Pria yang dilahirkan 8 Januari 1964 itu tergolong lihai dalam bernegosiasi dan berpolitik. Ilmu itu diperolehnya sejak kecil dari sang ayah.

Arsul dididik sejak kecil di dekat dengan sang ayah yang bermukim di Pekalongan Jawa Tengah. Dimulai dari Sekolah Dasar Pekajangan II, ia menyelesaikan pendidikan dasarnya pada tahun 1976.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Pekalongan, dan pendidikan menengah atasnya juga di SMA negeri Pekalongan. Ia menamatkan SMA di tahun 1982.

Tamat SMA, putra dari Abdullah Fadjari dan Rodhiyah itu merantau ke Jakarta. Ia pun berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Inilah profil Arsul Sani yang kini wakil Ketua MPR, mengikuti jejak sang ayah yang juga tokoh NUa dan anggota DPRD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News