Provinsi Padang

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Provinsi Padang
Presiden Joko Widodo dan Fadli Zon dalam sebuah pertemuan konsultasi pimpinan lembaga tinggi negara pada 2015. Foto: dokumen JPNN.Com

Kali ini Jokowi kepeleset lagi dalam pidato resmi. Saat bicara soal bipang Ambawang, Jokowi berbicara dengan memakai teks.

Baca Juga:

Dari gestur dan lirikan matanya terlihat jelas Presiden Jokowi membaca teleprompter, alat bantu untuk membaca teks. Oleh karena itu, tim penyusun pidato kepresidenan juga menjadi sasaran dalam kasus bipang Ambawang .

Namun, soal Provinsi Padang, Presiden Jokowi berpidato tanpa teks. Setidaknya ketika menyebut kalimat itu Presiden Jokowi tidak melihat teks.

Dia agak ragu sejenak ketika menyebut kata Provinsi Riau dan Provinsi Padang. Dia pause sejenak, tetapi sudah telanjur mengucap Provinsi Padang.

Maka para sniper, jago tembak, di medsos langsung berpesta pora menghajar keseleo lidah ini. Timing-nya memang lagi beriringan dengan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.

Oleh karena itu ada warganet yang mempertanyakan bagaimana Indonesia bisa bangkit kalau presidennya tidak tahu wilayahnya sendiri. Komentar-komentar tajam dan terkadang nyinyir sangat banyak bertebaran di medsos.

Slip of the tounge, keseleo lidah adalah hal yang biasa dialami setiap orang. Namun kalau yang mengalami keseleo lidah seorang presiden, pasti reaksinya menjadi heboh.

Presiden Jokowi memang tidak punya keterampilan orasi yang bagus, karena itu sebaiknya dia tidak bicara tanpa teks. Tim komunikasi kepresidenan harus memastikan Jokowi berbicara dengan bahan yang tersedia dengan baik.

Jangan-jangan usulan Fadli Zon yang membuat Jokowi bingung sehingga salah menyebut Provinsi Padang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News