Puan Ajak BNN Periksa Urine Pegawai Oursourcing di Kemenko PMK

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tak mau ada pegawainya yang berurusan dengan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Kementerian yang dipimpin Puan Maharani itu pun menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menggelar tes urine kepada para pegawainya.

Minggu (17/4), petugas BNN mendatangi kantor Kemenko PMK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Sasaran tes urine kali ini adalah 159 pegawai alih daya atau outsourcing di Kemenko PMK. Yakni para tenaga keamanan, petugas kebersihan, office boy, hingga mekanik dan klerek.

Puan mengatakan, kegiatan itu sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas beberapa waktu lalu. “Saya perintahkan segera dilaksanakan tes narkoba kepada seluruh pegawai Kemenko PMK,  bekerja sama dengan BNN,” ucap Puan.

Kegiatan tes urine di kantor Kemenko PMK yang digelar mendadak itu memang bukan pertama kalinya. Sebab, pada 1 Maret lalu 236 aparatur sipil negara (ASN) Kemenko PMK dari level eselon I hingga staf juga sudah menjalani tes urine.

Puan menegaskan, Kemenko PMK sebagai instansi yang diserahi mengawal gerakan Revolusi Mental juga harus aktif mencegah dan memerangi narkoba. "Kemenko PMK sebagai penanggung jawab utama Gerakan Nasional Revolusi Mental serta kementerian yang mengkoordinasikan pembangunan sumber daya manusia harus menjadi contoh kepada masyarakat serta bebas narkoba," tegasnya.

Sedangkan Direktur Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN, Sinta Dame Simanjuntak mengatakan, kegiatan tes urine itu benar-benar tidak diberitahukan sebelumnya kepada para pegawai outsourcing di Kemenko PMK. Harapannya, hasil tes urine itu bisa menunjukkan kondisi sebenarnya.

Menurut Sinta, Kemenko PMK menjadi instansi pemerintah pertama yang menggelar tes urine kepada para pegawai oursourcing. "Ini langkah positif dan bentuk nyata partisipasi Kemenko PMK dalam memerangi bahaya penyalahgunaan narkoba,” katanya.(ara/JPNN)