Puasa dan Pendidikan Keluarga

Muhammad Kosim, Dosen UIN Imam Bonjol Padang

Puasa dan Pendidikan Keluarga
Berdoa. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Keenam, fungsi sosialisasi dan pendidikan. Keluarga merupakan sekolah informal bagi anak. Orang tua mesti menjadi guru (murabbi) untuk mewujudkan generasi yang saleh. Keluarga yang saleh di dunia kelak akan dikumpulkan Allah di akhirat: surga ‘Adn (Qs. Ar-Ra’d/13: 23).

Nabi Muhammad SAW adalah sosok pendidik ideal dalam Islam. Kunci kesuksesan Nabi adalah kemuliaan akhlak yang dimilikinya (Qs. Qalam/68: 4) sehingga ia menjadi uswatun hasanah atau teladan bagi umatnya (Qs. Al-Ahzab/33: 21).

Dengan berpuasa, orang tua mesti menjadi teladan menanamkan kebaikan pada anak dalam keluarga. Disiplin, jujur, sabar, berkata santun, keharmonisan keluarga, mendirikan shalat, memakmurkan masjid hingga peduli pada sesama dengan memperbanyak infak dan mengeluarkan zakat fitrah, adalah beberapa bentuk kebaikan yang dilatih dan dididik selama bulan puasa. Hal ini akan menjadi pengalaman belajar terbaik bagi orang tua dan anak.

Ketujuh, fungsi ekonomi. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mewujudkan ketahanan dan kesejahteraannya. Untuk membangun ekonomi yang sehat, tidak saja membutuhkan keahlian/profesi di bidang tertentu, tetapi lebih dari itu diperlukan sikap mental yang tangguh, etos kerja, bersikap jujur, dan hemat.

Puasa mengajarkan keluarga agar mampu memprioritaskan kebutuhan dari sekedar keinginan, mampu mengendalikan ekonomi dengan hemat, tanpa harus kikir berbagi pada sesama. Pola hidup amat konsumtif, berlebihan dan boros selama Ramadhan harus diatasi. Komitmen keluarga dengan pola hidup hemat dan dermawan sejatinya terbentuk selama bulan Ramadhan.

Terakhir, fungsi pembinaan lingkungan. Untuk mendidik keluarga yang ideal dibutuhkan lingkungan yang baik dan kondusif. Sebaliknya, lingkungan yang sehat itu sesungguhnya lahir dari keluarga yang berkualitas.

Suasana lingkungan masyarakat selama Ramadhan sangat religius, aman, nyaman, dan tenteram. Suasana masyarakat yang religius ini sangat bermanfaat dalam mendidik keluarga yang taat sehingga berbagai nilai-nilai karakter positif dengan mudah dapat ditanamkan.

Pendidikan keluarga selama puasa harus ditindaklanjuti pasca-Ramadhan, dengan berkomitmen memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya berlandaskan pada keyakinan bahwa anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dididik menjadi hamba-Nya yang saleh.

Puasa tidak sekadar ibadah ritual untuk mendekatkan diri kepada Allah, tapi juga mengandung nilai-nilai edukasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News