Puisi Esai Memperkaya Studi Tentang Indonesia

Puisi Esai Memperkaya Studi Tentang Indonesia
Pro kontra puisi esai. Foto: Rmol

jpnn.com - MUNCULNYA puisi esai sempat menuai kontra. Namun, sejumlah kalangan menganggap ada ciri yang membedakan  puisi biasa dengan puisi esai. Disebut puisi esai dinilai memperkaya studi tentang Indonesia.

Puisi esai bisa memberikan data sekunder mengenai sisi kultural, psikologis dan antropologis untuk memahami masyarakat Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

"Puisi jenis lain tidak memberikan hal itu karena bahasanya terlalu ekslusif. Sedangkan bidang non-sastra kurang mengekspresikan sisi batin sebuah isu sosial," jelas kritikus sastra asal Sulawesi Tenggara Dr Rasiah M. Hum, dalam diskusi soal pro konta puisi esai ke 2, di Yayasan Budaya Guntur.

Guru bahasa dan penulis puisi esai Dhenok Kristianti, juga menceritakan pengalamannya.

Menurut Dhenok, puisi esai mendekatkan puisi kembali kepada masyarakat. Isu yang diangkat puisi esai umumnya isu sosial yang memang sudah dikenal penduduk setempat.

"Apalagi yang istimewa, penulis puisi esai tak harus penyair. Sekitar 50 persen penulis puisi esai adalah dosen, jurnalis, aktivis, guru, bahkan ibu rumah tangga. Puisi tak lagi elitis namun kembali menjadi milik masyarakat," ujarnya.

Isti Nugroho selaku tuan rumah Yayasan Budaya Guntur 49 mengatakan bahwa acara diskusi ini sengaja dikemas serius tapi santai.

Ada akademisi, pembaca puisi dan juga komedian yang membuat tertawa.

Isu yang diangkat puisi esai umumnya isu sosial yang memang sudah dikenal penduduk setempat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News