Puisi: Jeritan Honorer di Tengah Pandemi

Puisi: Jeritan Honorer di Tengah Pandemi
Massa Honorer DKI Jakarta menggelar aksi demo di depan Balai Kota. Foto : Ricardo/Dok. JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Honorer K2 semakin terpuruk nasibnya. Tidak hanya yang lulus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang belum pun nelangsa.

Bagaimana mereka bisa ikut rekrutmen PPPK tahap II kalau yang hasil seleksi Februari 2019 saja belum jelas statusnya?

"Entah bagaimana lagi kami suarakan nasib kami. Kami memilih cara-cara persuasif untuk menarik simpati pemerintah. Namun, sepertinya kami tidak dipedulikan," kata Atik Dyat prastuti, guru honorer K2 yang lulus PPPK kepada JPNN.com, Minggu (3/5).

Walaupun bingung harus berbuat apa agar pemerintah melek terhadap nasib honorer K2, Atik pun mencoba mencurahkan isi hatinya. Puisi berjudul Jeritan Honorer di Tengah Pandemi ini kata Atik, lahir dari perasaan yang berkecamuk dan dituluskan dengan deraian air mata.

"Semoga puisi ini bisa menyentuh hati para pengambil kebijakan. Jangan biarkan kami hidup tanpa kejelasan status," tandas Atik. (esy/jpnn)

Berikut isi puisi guru honorer K2:


JERITAN HONORER DI TENGAH PANDEMI


Lengkap sudah penderitaan kami di tengah pandemi..
Harus terus tercampakkan dan terabaikan lagi...

Honorer K2 semakin terpuruk nasibnya. Tidak hanya yang lulus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang belum pun nelangsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News