Puluhan Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang

Puluhan Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang
Puluhan Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang
Menurut Jefri, air baru surut setelah dua jam kemudian. Untungnya air bah bercampur lumpur yang menghantam pemukiman warga, tidak banyak membawa material berupa batangan kayu dan batu. “Ketinggian air kira-kira satu meter. Kami sangat bersyukur tidak ada warga yang meninggal. Rumah-rumah warga hanya rusak ringan seperti bagian dinding dan dapur. Hewan piaraan banyak yang selamat,’’ tambah Jefry.

Pantauan Radar Sulteng (Group JPNN) siang kemarin, batang kayu yang tidak lain sisa hasil tebangan, tampak berseliweran di bibir Sungai Rakuta. Diduga, di bagian hulu sungai itu terjadi aktivitas perambahan hutan. Menurut warga setempat, aktivitas perambahan hutan di bagian hulu sungai karena dua kemungkinan. Pertama, adanya pembukaan kebun dan yang kedua, dugaan ilegal logging.

Akibat banjir, konsumsi air bersih warga Dusun III Rakuta dan sekitarnya menjadi terganggu. Pasalnya, bak air bersih yang terletak di bibir Sungai Rakuta tidak bekerja normal. “Pengaruh banjir bandang yang paling dirasakan yakni konsumsi air bersih sebagian masyarakat Pakuli terganggu. Air menjadi kotor dan sangat jauh dari standar kesehatan. Kami berharap hal ini cepat diperhatikan oleh pemerintah kecamatan dan Pemkab Sigi,’’ kata Kepala Desa Pakuli, Parhan, di sela-sela kegiatan warga membersihkan rumahnya Senin (2/5). (fri/awa/jpnn)


SIGI – Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, sekitar pukul 19.00 wita dihantam banjir bandang. Puluhan rumah warga yang berada di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News