Pungli Merajalela

Pungli Merajalela
Pungli Merajalela

Saat tepat berada di samping kantor BNI cabang Unila, Radar berhasil menghentikan laju motor Amri. Kala itu, ia sedikit terkejut. Namun setelah mengetahui maksud Radar, keterkejutannya sirna.

Lalu mahasiswa Fakultas Ekonomi Unila itu menceritakan, dua kali dalam sepekan, dirinya pasti masuk Terminal Induk Rajabasa karena mengambil titipan dari kampungnya. ’’Nah, setiap saya mau keluar dari terminal, pasti diminta uang sebesar Rp2 ribu. Tetapi, saya tidak pernah diberi karcis,” katanya.

Mengapa tak meminta karcis? Amri mengaku khawatir terjadi keributan. ’’Daripada gara-gara uang sedikit ribut Mas, lebih baik saya yang mengalah. Meski memang, bukan saya saja yang mengalami kejadian seperti itu,” keluhnya.

Terpisah, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Antoni Makki mengatakan, penarikan retribusi memang diterapkan bagi kendaraan bermotor yang masuk terminal. Besarannya untuk mobil Rp2 ribu dan sepeda motor Rp1.000 dengan karcis masing-masing.

Dia mengaku tidak tahu ada petugasnya yang menarik Rp2 ribu untuk sepeda motor. Antoni pun memastikan akan menelusuri informasi tersebut. ’’Jika memang benar, saya akan tindak petugas tersebut. Bahkan akan saya pindah tugaskan dari terminal,” tegasnya. (p5/c1/whk)


Pemkot Bandarlampung terus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahunnya. Salah satunya dengan memaksimalkan penarikan retribusi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News