Pusing Menghadapi Murid yang Lebih Hafal Lagu Kebangsaan Malaysia

Pusing Menghadapi Murid yang Lebih Hafal Lagu Kebangsaan Malaysia
Yudotomo Budi (kiri) dan Mingkus (kanan) saat menghadiri acara pemberian penghargaan guru berprestasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, belum lama ini Foto : nicha/jpnn
PAHLAWAN tanpa tanda jasa. Itulah julukan yang kerap ditempelkan pada sosok guru. Namun kali ini, bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI, Mingkus dan Yudotomo Budi, mendapat penghargaan sebagai Guru Berdedikasi di Daerah Khusus. Keduanya pun akan hadir di puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus 2011. Apa saja yang telah diperbuat?

---------------------------------

NICHA RATNASARI – JPNN

--------------------------------

Mingkus dan Yudotomo Budi adalah guru-guru yang mendapatkan tugas dari pemerintah RI untuk mengajar di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, Malaysia. Keduanya mulai bertugas sejak 2009. Kala itu, sekolah baru berdiri. Mayoritas muridnya adalah anak-anak ekspatriat dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sabah. Rata-rata mereka berasal dari Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, akhir pekan lalu, Mingkus cerita, guna mempermudah proses belajar mengajar, siswa dibagi dalam dua kategori, yakni yang memang lahir dan besar di sana, dan belum pernah tahu Indonesia. Yang kedua, anak yang pernah sekolah di Indonesia sampai kelas 1 - 2 SD, yang kemudian putus sekolah karena pindah dibawa orang tuanya ke Sabah.

PAHLAWAN tanpa tanda jasa. Itulah julukan yang kerap ditempelkan pada sosok guru. Namun kali ini, bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News