Pusing Motif

Oleh Dahlan Iskan

Pusing Motif
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia sendiri memberi contoh berbudi pekerti yang mulia. Ia tidak mau peristiwa penusukannya dibawa ke ranah politik.

Ia sudah memaafkan Adrian –saat itu juga, di panggung itu juga. Bahkan ia melarang pengunjung acara di Lampung itu yang akan menghajar Adrian. Ketika ada orang yang memegang kaki Adrian untuk diseret, Syekh Jaber melarangnya.

"Ia manusia, bukan binatang, jangan diseret," ujarnya seperti di Podcast-nya Deddy Corbuzier yang diputar jutaan orang itu.

Polisi benar-benar akan tersudutkan oleh pertanyaan satu ini: apa motif Adrian melakukan itu. Dengan pisau dapur itu. Yang pangkal pisaunya sampai patah dari pegangan pisaunya.

Adrian memang pemuda luntang-lantung. Ia pernah diajak ke Mejusi oleh pamannya. Agar menjadi pekerja di tempat isi ulang air minum milik pamannya.

Namun ia tidak kerasan. Ia pulang ke kakeknya lagi.

Pada 2016, Adrian pernah mau bunuh diri. Dengan cara menyayat saluran darah di lengannya, tetapi bisa diselamatkan.

Adrian tidak pernah dibawa ke rumah sakit jiwa karena tidak ada uang untuk itu. Ia hanya diobati secara tradisional.

Kalau Adrian disebut gila, polisi menghadapi opini yang begitu dahsyat. Namun kalau menyebutnya tidak gila polisi harus menemukan motifnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News