Putin Menoleh, Trump Mengedipkan Mata, Oh Mesranya

Semua orang tahu bahwa ada Rusia di balik gawe besar Negeri Paman Sam tersebut. Namun, Trump tak merespons. Sementara itu, Putin hanya memencongkan bibirnya.
Setelah beramah tamah, Trump dan Putin melakukan pembicaraan empat mata. Hanya mereka berdua plus penerjemah masing-masing. Pertemuan tertutup itu berlangsung selama dua jam. Versi Trump, mereka berbicara tentang perdagangan, militer, senjata nuklir, dan Tiongkok.
Tapi, Rusia tidak bilang begitu. Kedutaan Besar Rusia di Washington DC mencuitkan beberapa topik yang diagendakan. Yakni, normalisasi hubungan bilateral, perpecahan Ukraina, perang Syria, hubungan Semenanjung Korea, dan terorisme. Memang tak ada agenda pembahasan resmi dalam pertemuan tersebut.
’’Pertemuan empat mata ini adalah awal yang baik,” ujar Trump kepada para jurnalis yang menunggunya. Pertemuan itu lantas dilanjutkan dengan working lunch. Kali ini Trump dan Putin didampingi para pejabat tinggi masing-masing.
Sebelum pertemuan berlangsung, Kremlin mengaku tak berharap banyak. Tapi, mereka optimistis pertemuan tersebut bakal menjadi langkah awal untuk memperbaiki hubungan dua negara.
Sekitar empat jam sebelum bertemu Putin, Trump mencuit di akun Twitter-nya. Dia menyebut hubungan AS-Rusia saat ini merupakan yang terburuk. Hal itu, lanjut dia, disebabkan kebijakan pemerintah sebelumnya yang bodoh. Kementerian Luar Negeri Rusia menyukai cuitan Trump dan bahkan memberikan balasan, ’’Kami setuju.’’ (sha/c6/hep)
Putin dan Trump akhirnya bertemu secara formal kemarin, Senin (16/7). Pertemuan itu mengkonfirmasi bahwa mereka sebenarnya punya hubungan yang mesra
Redaktur & Reporter : Adil
- Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Marwan Demokrat: Saatnya Pemerintah Ambil Langkah Nyata & Terukur
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump