Rakyat Thailand Bertikai, 10.000 WNA Merana

Rakyat Thailand Bertikai, 10.000 WNA Merana
Foto : AP
JAKARTA - Rakyat bertikai, warga asing yang menderita. Begitulah situasi di Bangkok dalam seminggu terakhir. Blokade dua bandara internasional, Don Muang dan Suvarnabhumi, oleh demonstran sejak Senin (24/11) membuat ibu kota Thailand itu menjadi perangkap raksasa bagi hampir 10.000 warga asing, termasuk 305 warga negara Indonesia (WNI).

Sampai kemarin (1/12), pendudukan masih berlangsung. Bahkan, jumlah demonstran yang dikoordinasi koalisi antipemerintah, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), semakin besar. Sebab, ratusan pengunjuk rasa yang berdemo di kantor PM Somchai Wongsawat sejak Agustus lalu ikut bergabung dengan rekannya di dua bandara tersebut mulai tadi malam. Mereka merasa demo di kantor pemerintah sudah tidak aman sejak ledakan granat yang melukai 50 demonstran pada Sabtu (29/11).

Mengutip situs Bangkok Post, blokade terhadap pintu masuk-keluar Thailand sampai batas waktu tak menentu itu mulai membuat gusar pemerintah negara yang warganya telantar. Mereka mengirimkan pesawat-pesawat penjemput untuk memulangkan warganya yang terjebak. Total ada 88 maskapai dari puluhan negara yang terjebak di Suvarnabhumi. Mulai kemarin, sekitar 40 maskapai diperbolehkan terbang tanpa penumpang oleh demonstran.

Tak ingin semakin dibuat malu oleh rakyatnya, pemerintah Thailand terpaksa memperbolehkan penggunaan bandara militer angkatan udara Utha Pao, 190 km dari Bangkok, sebagai bandara internasional alternatif. Bandara Phuket juga membuka layanan penerbangan internasional sampai Don Muang dan Suvarnabhumi pulih.

JAKARTA - Rakyat bertikai, warga asing yang menderita. Begitulah situasi di Bangkok dalam seminggu terakhir. Blokade dua bandara internasional, Don

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News