Ramadan Menggerakkan Kebersamaan

 Ramadan Menggerakkan Kebersamaan
JELANG RAMADAN : Menyambut datangnya bulan ramadan, warga Manyar menggelar Kirab Tumpeng Tanjang. Foto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.com

Untuk mencuri perhatian konsumen, penawaran diskon, penyelenggaraan even keagamaan dan pemanfaatan simbol- symbol menarik lainnya sebagai hiasan dapat disebut sebagai dampak dari energy Ramadan di dunia bisnis.

Para pengelola media massa elektronik seperti radio, televise dan media cetak seperti koran menyediakan ruang-ruang khusus atau program tayangan untuk publikasi hal-hal yang terkait dengan Ramadan.

Tokoh-tokoh lintas agama di Indonesia juga tidak ketinggalan. Tokoh-tokoh non-muslim menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa untuk umat Islam.

Kebersamaan yang menghiasi ruang publik akibat energi Ramadan itu merupakan modal positif untuk menepis wajah Islam di Indonesia khususnya dan kehidupan keagamaan pada umumnya yang sempat kelihatan keras, kasar dan tidak toleran.

Puasa yang mengajarkan sikap dan perilaku menahan diri, merupakan kunci utama bagi umat Islam dalam mengisi kehidupan dengan toleransi, penghargaan yang tinggi terhadap perbedaan dan tidak memproduksi aktifitas kekerasan verbal maupun nonverbal, langsung maupun tidak langsung.

Dengan ajaran pokok menahan diri yang terinternalisasi selama satu bulan, seseorang semakin terlatih untuk dapat mengendalikan dirinya, mengelola emosinya dan menggunakan dorongan-dorongan lainnya untuk berperilaku konstruktif.

Dengan demikian, ajaran menahan diri dapat memperbaiki karakter muslim menjadi figur yang toleran, memahami dan menghargai perbedaan serta menjunjung tinggi keanekaragaman sehingga patut menjadi teladan. (*/smu/radarsemarang/jpnn)


Satu-satunya “waktu” yang dianggap seperti “makhluk hidup” yang dirindukan kehadirannya oleh umat Islam barangkali hanyalah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News