Rangkul Tiongkok demi Kembangkan BLK
Jumat, 17 September 2010 – 07:33 WIB
Dari 107,4 juta orang yang telah bekerja, sektor pertanian mendominasi (42,83 juta). Disusul sektor perdagangan 22,21 juta dan jasa kemasyarakatan 15,62 juta. "Artinya, potensi untuk berwirausaha sebagai output BLK sangat tinggi," kata Muhaimin.
Baca Juga:
Salah satu upaya nyata adalah memprioritaskan program-program pelatihan berbasis kompetensi di BLK. Itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pencari kerja yang umumnya kaum muda agar dapat memasuki pasar kerja.
Muhaimin menuturkan, pelatihan di BLK terbukti efektif meningkatkan keterampilan dan kompetensi pencari kerja. Bahkan, rata-rata 85-90 persen lulusan BLK diserap pasar. "Program pelatihan memang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan industri," terangnya.
Staf khusus Menakertrans Faisol Riza menyebut, di beberapa negara APEC yang ekonomi telah maju pendidikan dan pelatihan kejuruan digarap serius dan konsisten. Tujuannya, mengantisipasi pertumbuhan ke arah pasar global. "Pemerintah negara-negara berkembang harus ikut belajar, mencermati dan memrioritaskan pendidikan dan pelatihan kejuruan," kata Faisol.
JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya menjalin kerja sama bilateral lebih erat dengan Tiongkok. Salah satu program yang diharapkan dapat dukungan
BERITA TERKAIT
- Hobi Naik Gunung? Dokter Ratih Berbagi Kiat Terhindar dari Keram Perut Saat Haid
- BMKG Sebut Gempa Bumi di Garut tak Berpotensi Tsunami
- Syukuri Hasil Pemilu 2024, Petinggi Partai Golkar Tunaikan Ibadah Umrah
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- KPU RI Tunjuk Pieter Ell jadi Kuasa Hukum Sengketa Pileg 2024
- Pengamat Sebut Motif Kematian Tidak Wajar Anggota Polri Penting Diungkap, Singgung Pembinaan Mental