Rapat Kabinet di Mount Everest

Bahas Nasib Himalaya, Dilengkapi Tabung Oksigen

Rapat Kabinet di Mount Everest
Foto : AP
"Kami memutuskan bahwa negara maju harus membantu negara miskin, karena emisi gas karbon merekalah yang membuat kita menderita," serunya di depan wartawan sesaat setelah turun dari helikopter. "Kami menuntut ini (bantuan) semata-mata untuk melindungi masa depan generasi masa depan," tandasnya.

   

Para ilmuwan mengatakan gletser di Himalaya mencair dalam jumlah yang mengkhawatirkan dan membentuk danau-danau gletser. Dikhawatirkan es yang mencair itu akan mengancam kehidupan komunitas yang di bawah gunung. Mereka mengingatkan bahwa gletser tersebut bisa mencair dalam waktu beberapa puluh tahun ke depan dan akan mengakibatkan kekeringan panjang di seluruh wilayah Asia, dimana 1,3 miliar jiwa bergantung pada sungai-sungai yang alirannya berasal dari Himalaya.

Rapat kabinet Nepal yang unik tersebut tidak luput dari kritik. Sejumlah media lokal menyoroti besarnya anggaran yang digunakan. Namun, Menteri Lingkungan Hidup Thakur Prasad Sharma menukas bahwa sidang kabinet yang dilakukan selang beberapa hari sebelum Pertemuan Perubahan Iklim 7-18 Desember di Kopenhagen itu hanya memboroskan anggaran.

    

"Faktanya bahwa gletser di puncak Himalaya ini sedang mencair karena pemanasan global. Isu itulah yang menjadi topik vital dan kami ingin menarik perhatian internasional," kilahnya kepada Angence France Presse.

    

KALAPATTAR - Bahas nasib Himalaya, Perdana Menteri Nepal Madhav Kumar memboyong "pembantu-pembantu"nya ke lereng Gunung Everest untuk rapat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News