Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan

Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan
Salah seorang petani yang tergabung dalam program Sekolah Tani Agroekologi yang digagas oleh PT Rimba Makmur Utama (RMU) melalui Katingan Mentaya Project (KMP). Foto: Dok Sekolah Tani Agroekologi

Ia juga harus lebih tekun memotong rumput, karena dalam teknik ini tidak digunakan bahan kimia apa pun selama proses penanaman.

Rumput yang dipotong itu kemudian menjadi pupuk organik yang baik bagi kesuburan tanah. Dengan mempraktikkan cara bercocok tanam yang ramah lingkungan, Aliansyah beserta banyak petani lain di Kalimantan Tengah menjadi bagian dari solusi mengatasi perubahan iklim.

General Field Manager RMU Taryono Darusman mengatakan ekosistem hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang memiliki cadangan karbon tertinggi di dunia dan sangat penting dijaga sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah pemanasan global.

Masyarakat yang bermukim di sekitar area hutan gambut berperan utama dalam menjaga kelestarian hutan, dan upaya konservasi seperti apapun tidak akan efektif tanpa peran serta mereka. "Itulah yang menggerakkan kami di RMU untuk bekerja sama dengan masyarakat untuk memberikan alternatif cara bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan, yakni tanpa membakar dan tanpa menggunakan bahan kimia," tuturnya.

Sekolah Tani Agroekologi ialah salah satu wujud dari kerja sama tersebut. Melalui program ini, pihaknya bersama para mitra dan warga bahu membahu untuk memberikan solusi bagi para petani untuk dapat terus mempertahankan dan meningkatkan penghasilannya melalui cocok tanam sambil memastikan bahwa ekosistem hutan tetap terjaga.

Dalam program ini, petani diberi pelatihan mengenai cara bertani yang berkelanjutan dan mendapat akses ke pendanaan mikro yang disiapkan oleh RMU.

Seperti diketahui, pembukaan lahan yang sering dilakukan selama ini, yakni dengan metode slash and burn (babat dan bakar), berisiko besar terhadap terjadinya kebakaran hutan yang lebih luas.

Selain itu, lahan yang dibuka dengan cara dibakar atau dengan menggunakan bahan kimia tanpa kendali akan kehilangan kesuburannya dalam jangka panjang, sehingga tidak akan efektif lagi untuk kegiatan cocok tanam. Akibatnya, petani terpaksa membuka lahan baru.

Satu kunci sukses dalam teknik bertanam TBTK yaitu perawatan ekstra di awal untuk mengembalikan kondisi tanah dan tanaman yang sudah rusak akibat bahan kimia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News