Refleksi Akhir Tahun Terkait Kawasan Pariwisata Danau Toba

Refleksi Akhir Tahun Terkait Kawasan Pariwisata Danau Toba
Pemerhati dan pelaku pariwisata Ir Sanggam Hutapea. Foto: Dokumentasi pribadi

Sanggam Hutapea pun menyoroti salah satu penyebabnya yakni belum adanya produk wisata apa yang ditawarkan di Danau Toba.

“Sejak pemerintah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata, sampai sekarang belum ada bentuk produk wisata di kawasan Danau Toba yang dimunculkan sebagai usaha memberikan nilai tambah," kata Sanggam Hutapea.

Apa sebenarnya produk wisata Danau Toba, apakah keindahan alam, kuliner, budaya, atau yang lain? Kalau kita putuskan produk wisata Danau Toba adalah keindahan alam, maka dititik-titik mana wisatawan harus dibawa. Kalau produk wisata budaya, tentu  budaya seperti apa yang akan kita tonjolkan.

Di kawasan Danau Toba juga belum ada tempat kuliner bagi wisatawan untuk menimati suasana kawasan Danau Toba.

Dia mencontohkan di Bali ada Jimbaran tempat wisatawan makan malam di tepi pantai, dan pada saat makan malam, wisatawan disungguhi tari tarian tradisional dan alunan lagu-lagu.

Fasilitas yang begini belum ada di kawasan Danau Toba. Padahal, tambah Sanggam Hutapea, banyak lokasi di kawasan Danau Toba yang bisa dibenahi sebagai tempat kuliner.

“Jadi, perumusan prodak wisata Danau Toba ini harus dibicarakan seluruh pemerintah daerah supaya semua ambil bagian dan semua merasa memiliki. Begitu kita bicara produk maka masyarakat pasti terlibat," tegas Sanggam.

Di berbagai tempat wisata yang saya kunjungi di Eropa, hampir semua ada pengamen. Para pengamen itu dijadwalkan tampil berbagai sudut kota.

Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea menyampaikan refleksi akhir tahun terkait destinasi pariwisata berkelas dunia, khususnya kawasan Danau Toba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News