Refleksi Akhir Tahun Terkait Kawasan Pariwisata Danau Toba

Menurut dia, talenta masyarakat di kawasan Danau Toba yang rata-rata memilki sura merdu untuk menyanyi sejatinya bisa ditampilkan.
“Potensi yang dimiliki masyarakat kawasan Danau Toba ini salah satu yang perlu dievaluasi,” tegas Sanggam.
Sanggam mengakui belum melihat banyak peran pemerintah daerah, khususnya Pemda di wilayah kawasan Danau Toba.
Demikian juga, keberadaan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sebagai wakil pemerintah pusat di kawasan Danau Toba hanya membuat konsep, sedang yang mengeksekusi produk-produk itu sejatinya adalah Pemda di kawasan Danau Toba itu sendiri.
Dia menyebut pemerintah harus lebih kreatif karena salah satu kunci keberhasilan pariwisata adalah kreativitas, termasuk bagaimana mereka kreatif mengemas produk-produk lokal.
Salah satu contoh kreatif yang diutarakan Sanggam yakni bagaimana mengemas narasi untuk mengisahkan kawasan wisata Danau Toba.
Dari sisi promosi, Sanggam mempertanyakan apakah promosi pariwisata Danau Toba dilakukan di luar negeri atau di dalam negeri. Kalau promosi dilakukan ke luar negri maka harus jelas sasarannya, apakah wisatawan Asia atau Eropa.
Sanggam Hutapea mengingatkan sudah hampir 20 tahun Danau Toba tidak pernah lagi diperhatikan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi. Dengan demikian dapat dikatakan sekitar 20 tahun juga agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.
Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea menyampaikan refleksi akhir tahun terkait destinasi pariwisata berkelas dunia, khususnya kawasan Danau Toba.
- Bromo Jadi Tujuan Wisatawan Mancanegara, Khofifah Cetak SDM Siap Kerja Lewat SMKN Sukapura
- Traveloka Bagikan 5 Ide EPIC untuk Liburan Tak Terlupakan
- Prof Azril: PIK 2 Harus Menjadi Model Pariwisata Urban
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- Traveloka Luncurkan EPIC Sale Serentak Pertama di Asia Pasifik
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?