Rekomendasi Nama Capres Bisa Jadi Bargaining Politik PA 212

Rekomendasi Nama Capres Bisa Jadi Bargaining Politik PA 212
Salat Jumat berjamaah di Monas yang merupakan bagian dari aksi 212, Jumat (2/12) lalu. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai rekomendasi Persaudaraan Alumni (PA) 212 tentang nama lima calon presiden yang layak diusung pada Pemilu 2019 merupakan hal wajar. Menurut Ujang, rekomendasi nama capres merupakan salah satu cara PA 212 menaikkan posisi tawar.

Ujang mengatakan, bagaimanapun PA 212 pernah menciptakan sejarah tersendiri. "Jadi, gerakan 212 sebelumnya itu memiliki sejarah, maka alumninya juga ingin memiliki bargaining politik," ujar Ujang kepada JPNN, Kamis (7/6).

Apakah PA 212 memiliki pengaruh besar dalam politik jelang Pilpres 2019? "Punya pengaruh besar, namun sedikit lemah karena ada konflik internal di dalamnya," kata Ujang.

Lebih lanjut direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu mengatakan, PA 212 memiliki kekuatan politik. "PA 212 memiliki hak berpolitik dan tentu ingin mewarnai politik Indonesia," kata Ujang.

Sebelumnya PA 212 pada rapat koordinasi nasional pada akhir Mei lalu merekomendasikan lima nama capres. Yakni Habib Rizieq Shihab, Prabowo, Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra dan Zulkifli Hasan.(gir/jpnn)


Pengamat politik Ujang Komarudin menilai rekomendasi Persaudaraan Alumni (PA) 212 tentang nama lima merupakan cara menaikkan posisi tawar.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News