Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo Demi Kepentingan Bangsa

Dengan adanya oposisi menurutnya membuat demokrasi yang ada menjadi sehat dan bagus.
“Menjadi bagus kalau ada pihak yang mengingatkan,” tegasnya.
Menurutnya, Pemilu Presiden pada tahun 2019 berbeda dengan Pemilu Presiden sebelumnya. Pada Pemilu Presiden kali ini ada potensi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Isu-isu strategis disebut dikalahkan oleh isu-isu primordial.
“Bisa jadi hal ini untuk mengangkat emosional pendukung,” ujarnya.
“Banyak informasi yang dipelintir,” tambahnya. Hal demikian, kata dia, perlu menjadi perhatian bersama.
Untuk itu, dirinya berharap agar rekonsiliasi yang dibangun bersifat makro, untuk kepentingan bangsa, kepentingan besar yang perlu dipersamakan. Dirinya kembali mengakui bahwa di antara masyarakat masih ada ketidakdewasaan dalam berpolitik di mana ada yang belum mengakui kekalahan.
Menyikapi hal itu, menurut dia, perlu bersama untuk menghilangkan riak-riak. Menurutnya, ke depan perlu membangun rasa kebersamaan. Selepas Pemilu Presiden diharap semua kembali ke aktivitas semula sembari memupuk rasa kebangsaan.
Anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra, Sodik Mujahid, dalam kesempatan yang sama menuturkan rekonsiliasi tidak menjadi masalah selama masih dalam bingkai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Anggota MPR RI dari Fraksi Nasdem, Syarief Abdullah Alkadrie mengapresiasi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7).
- Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain
- Hidayat Nur Wahid Serukan Konsistensi Perjuangkan Palestina Merdeka di Milad ke-23 PKS
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa