Rektorat UNS Belum Yakin Gilang Endi Korban Kekerasan Diklatsar Menwa

Rektorat UNS Belum Yakin Gilang Endi Korban Kekerasan Diklatsar Menwa
Anggota Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga atau Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 905 Jagal Abilawa saat ditemui di kampus UNS, Sabtu (30/10). Foto : Romensy Augustino/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Rektorat Universitas Sebelas Maret (UNS) belum yakin mahasiswa Fakultas Sekolah Vokasi (SV) Gilang Endi Saputra meninggal akibat kekerasan.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga atau Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 905 Jagal Abilawa UNS Sunny Ummul Firdaus di Kampus UNS, Sabtu (30/10).

"Kalau kita (publik, red) berasumsi dalam kasus ini terjadi kekerasan, saya kira perlu dibuktikan dari hasil penyidikan kepolisian," kata Sunny.

Dia menyebut hingga kini Rektorat UNS belum menerima hasil autopsi dari kepolisian sebagai bukti pendukung penyidikan kematian Gilang Endi.

"Kami yakin polisi akan bekerja secara profesional dan adil untuk membuka secara terang benderang sebenarnya kasus ini seperti apa," ucapnya.

Menurut Sunny, pihak rektorat juga sedang melakukan penggalian data yang dikerjakan oleh Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga atau Menwa  Batalyon 905 Jagal Abilawa UNS yang dibentuk sehari setelah kematian Gilang.

"Semua informasi akan kami analisis untuk dijadikan bahan rekomendasi kepada rektor. Kemudian, rektor yang akan memutuskan terkait sanksi kepada Menwa," tandas Sunny.

Sebelumnya, polisi telah menyimpulkan penyebab kematian Gilang Endi berdasarkan hasil autopsi dari RS Bhayangkara Semarang Biddokkes Polda Jateng.

Rektorat UNS belum meyakini mahasiswa Gilang Endi Saputra korban tradisi kekerasan saat Diklatsar Menwa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News