Rela Keluar Masuk Hutan untuk Cari Ibu Hamil

Rela Keluar Masuk Hutan untuk Cari Ibu Hamil
BERDEDIKASI-Siti Aminah dan Husniar terpilih sebagai bidan terbaik dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (foto:Titik Andriyani/Jawa Pos)
Para ibu hamil (bumil) juga terus dipantau. Upaya pemantauan bumil dilakukan tanpa kenal waktu. Maklum, Puskesmas Loa Janan Ulu membawahkan tiga desa. Tak urung, Aminah harus pergi ke sana kemari untuk menolong pasien yang membutuhkan. Bukan hanya itu, bumil juga diajari membuat perencanaan persalinan. Termasuk, mempersiapkan ASI sejak dini. Cara-cara itulah yang akhirnya berimbas pada menurunnya angka kematian bayi. Tahun ini hanya satu bayi meninggal di wilayahnya.

Dedikasi Aminah terhadap masyarakat tak perlu diragukan. Selama 12 tahun menjadi bidan, suka duka kerap mewarnai hari-harinya. Tugasnya kerapkali pindah dari satu daerah ke daerah. Setelah lulus D-1 Poltekkes di Banjarmasin, Aminah bertugas di sebuah desa terpencil di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel, sebagai PTT (pegawai tidak tetap) selama tiga tahun. Kemudian, dia dimutasi ke Kutai Timur dan bekerja di sana tiga tahun. Pada 2001, Aminah dipindah ke Muara Leka, Kutai Kertanegara. Pada 2002, dia akhirnya diangkat sebagai PNS. Setahun kemudian, ibu dua anak itu kembali dimutasi. Kali ini Aminah merasa beruntung lantaran kembali ke tempat kelahirannya, Muara Muntai, Kutai Kertanegara.

Namun, dia hanya satu tahun bertugas di sana. Setelah itu dia dipindahtugaskan ke Loa Janan Ulu, Kutai Kertanegara. Di tempat itu Aminah bertugas hingga sekarang. Bahkan, saat ini dia mengambil D-4 jurusan bidan pendidikan di Poltekkes, Kaltim. Sembari bekerja, setiap hari dia juga harus belajar. Jarak yang ditempuh untuk menuju ke kampusnya sekitar 26 km dari Loa Janan Ulu. "Memang capek, tapi sudah menjadi kebiasaan," ujarnya.

Bagi Aminah, menjadi bidan adalah sebuah panggilan jiwa. Hatinya tergerak ketika kecil, di Muara Muntai belum ada satu pun bidan. Selain itu, ibunya menyarankan dirinya mengambil profesi luhur itu. Selama perjalanan karirnya, suka-duka kerap mengiringinya. Sewaktu bertugas di Kalimantan Selatan, Aminah sering harus menaklukkan hutan lebat "yang merupakan topografi wilayah tersebut" untuk mencari para ibu hamil. Dia merasa miris lantaran kesehatan bumil yang tinggal di hutan sering tidak tersentuh. Pernah suatu kali dia merujuk bumil ke RS, namun upaya itu terlambat. Di perjalanan, bumil itu meninggal. "Jarak hutan itu dengan RS amat jauh. Karena itu, tiap hari saya susur hutan, mencari para ibu hamil," ujarnya. Jalan terjal dan berliku menjadi bagian dari hari-hari Aminah.

Bidan-bidan ini telah mendedikasikan hidupnya untuk keselamatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pun menganugerahi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News