Rencana Rekonstruksi Gaza Berliku
Hamas dan Fatah Sulit Rekonsiliasi
Senin, 26 Januari 2009 – 09:02 WIB
"Kami harus memastikan bahwa rekonstruksi Gaza bukanlah untuk rekonstruksi Hamas," kata Mark Regev, juru bicara pemerintah Israel, seperti dikutip The Christian Science Monitor.
Baca Juga:
Israel menginginkan agar Fatah di bawah Presiden Mahmud Abbas ikut dilibatkan. Negeri Yahudi tersebut memegang peran penting dalam rekonstruksi Gaza karena merekalah yang menguasai wilayah perbatasan. Kalau Hamas memaksa menjadi supervisi tunggal proyek rekonstruksi, Israel diperkirakan memperkuat blokade. Jika itu terjadi, material bangunan bakal sulit menembus Gaza. Mengandalkan terowongan yang menghubungkan Rafah Mesir dengan Rafah Palestina jelas tak mencukupi.
Pada akhirnya, yang jadi korban lagi-lagi adalah warga Gaza. Akibat sengkarut politik antara Hamas, Fatah, dan Israel, dimulainya rekonstruksi menjadi tidak jelas. Padahal, kebiadaban Israel telah membumihanguskan 4.000 rumah dan 17.000 bangunan lainnya dalam kondisi setengah hancur. Menurut Ketua Tim Kemanusiaan PBB John Holmes yang Kamis lalu (22/1) baru mengunjungi Gaza, warga wilayah itu sangat membutuhkan air bersih, listrik, sanitasi, dan tempat penampungan sementara.
Diperkirakan, butuh dana sekitar USD 1,6 miliar (sekitar Rp 16,8 triliun) untuk memulihkan Gaza. Tapi, persoalan itu tak akan menjadi masalah. Arab Saudi sudah menjanjikan bantuan USD 1,1 miliar (Rp 11,5 triliun). Bantuan dalam jumlah sama besar juga akan diberikan secara kolektif oleh negara-negara Teluk lainnya.
GAZA - Sejumlah negara berjanji mengalirkan dana untuk merekonstruksi Jalur Gaza. Tapi, permasalahan baru mengemuka, siapa yang berhak mengelola
BERITA TERKAIT
- Soal IUU FIshing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel