Rencana Rekonstruksi Gaza Berliku

Hamas dan Fatah Sulit Rekonsiliasi

Rencana Rekonstruksi Gaza Berliku
Rencana Rekonstruksi Gaza Berliku
"Kami harus memastikan bahwa rekonstruksi Gaza bukanlah untuk rekonstruksi Hamas," kata Mark Regev, juru bicara pemerintah Israel, seperti dikutip The Christian Science Monitor.

Israel menginginkan agar Fatah di bawah Presiden Mahmud Abbas ikut dilibatkan. Negeri Yahudi tersebut memegang peran penting dalam rekonstruksi Gaza karena merekalah yang menguasai wilayah perbatasan. Kalau Hamas memaksa menjadi supervisi tunggal proyek rekonstruksi, Israel diperkirakan memperkuat blokade. Jika itu terjadi, material bangunan bakal sulit menembus Gaza. Mengandalkan terowongan yang menghubungkan Rafah Mesir dengan Rafah Palestina jelas tak mencukupi.

Pada akhirnya, yang jadi korban lagi-lagi adalah warga Gaza. Akibat sengkarut politik antara Hamas, Fatah, dan Israel, dimulainya rekonstruksi menjadi tidak jelas. Padahal, kebiadaban Israel telah membumihanguskan 4.000 rumah dan 17.000 bangunan lainnya dalam kondisi setengah hancur. Menurut Ketua Tim Kemanusiaan PBB John Holmes yang Kamis lalu (22/1) baru mengunjungi Gaza, warga wilayah itu sangat membutuhkan air bersih, listrik, sanitasi, dan tempat penampungan sementara.

Diperkirakan, butuh dana sekitar USD 1,6 miliar (sekitar Rp 16,8 triliun) untuk memulihkan Gaza. Tapi, persoalan itu tak akan menjadi masalah. Arab Saudi sudah menjanjikan bantuan USD 1,1 miliar (Rp 11,5 triliun). Bantuan dalam jumlah sama besar juga akan diberikan secara kolektif oleh negara-negara Teluk lainnya.

GAZA - Sejumlah negara berjanji mengalirkan dana untuk merekonstruksi Jalur Gaza. Tapi, permasalahan baru mengemuka, siapa yang berhak mengelola

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News