Rencanakan Serang 50 Vihara

Penembak Polisi dan Perampok BRI

Rencanakan Serang 50 Vihara
Petugas Pusdokkes Polri mengangkut kantung mayat setelah terjadinya penggerebekan di rumah kontrakan lokasi terjadinya baku tembak antara Tim Densus 88 dengan kelompok terduga teroris, Rabu (1/1) di Kampung Sawah, Ciputat,Tangerang Selatan, Banten. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

jpnn.com - JAKARTA - Penggerebekan selama 10 jam di Kampung Sawah, Ciputat, Tangsel, sejak Selasa (31/12) malam lalu menguak sejumlah dugaan dan fakta baru. Mulai dari penembakan polisi, perampokan BRI Tangerang hingga rencana penyerangan sejumlah Vihara di Jakarta dan sekitarnya.

 

Dari rumah kontrakan berukuran 3x8 meter persegi itu, polisi menyita sejumlah besar barang bukti. Untuk senjata, polisi menemukan lima buah senpi jenis Glock atau FN plus satu revolver dan lima golok panjang. Kemudian ada enam buah bom pipa, tiga dari paralon tiga dari pipa besi.
    
"Bom yang ditemukan ada kemiripan dengan peledak yang ditemukan di warteg dekat bank BRI yang dirampok," terang Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.

 

Keenam bom tersebut diperkirakan belum lama dibuat. Masih ada juga sisa-sisa bahan pembuat bom seperti potasium klorida, black powder, arang, dan rangkaian elektronik.
       
Polisi juga mengamankan enam buah motor dari rumah tersebut. Salah satu di antaranya yang bermerek Honda Supra diduga milik satpam yang dirampas saat peristiwa penembakan polisi di Pondok Aren. Cirri-ciri fisiknya persis dengan pengakuan satpam tersebut. Hanya saja, nopolnya sudah diganti dari B 6620 SPS menjadi B 6516 VGE. Lima lainnya diduga juga hasil rampasan.
       
Bukti lain yang membuat mereka terkait dengan perampokan BRI Tangerang sepekan lalu adalah uang tunai yang diperkirakan berjumlah sekitar Rp 200 juta. Budelan-bundelan uang itu dibagi ke dalam sebuah tas besar dan dua tas kecil, dan terdiri dari pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
       
Satu barang bukti lain yang ditemukan adalah sebuah print out berisi daftar nama 50 Vihara di Jakarta dan sekitarnya. Termasuk di dalamnya adalah Vihara Ekayana di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menurut Boy, print out tersebut sudah cukup berbicara tentang apa yang sedang mereka rencanakan.
       
Mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu juga meralat statemen yang dikeluarkannya beberapa saat setelah baku tembak terjadi. Dia mengatakan, terduga teroris yang tertangkap hidup tidak berasal dari rumah kontrakan tersebut. Melainkan, tertangkap di tempat lain.
       
Pernyataan tersebut didukung oleh Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto. Lewat pesan singkat, Rikwanto menjelaskan jika terduga teroris itu tertangkap di depan sebuah warnet di Jalan Alternatif Kemranjen Banyumas arah Purwokerto, Jateng. "Namanya Anton alias Septi, dan yang bersangkutan adalah DPO kasus Bom di Beji, Depok, 8 September 2012," terangnya.
       
Anton ditangkap Selasa (31/12) lalu sekitar pukul 14.00. Nyanyian Anton itulah yang membuat Densus 88 mengepung kontrakan di Kampung Sawah yang akhirnya menewaskan enam orang lainnya.
       
Boy menuturkan, nama-nama penghuni kontrakan yang tewas didapat dari pengakuan sejumlah terduga teroris yang ditangkap sebelumnya. Selain Dayat selaku pimpinan, ada Nurul Haq dan Hendi Albar yang merupakan eksekutor penembakan polisi di Pondok Aren 16 Agustus lalu. tiga lainnya bernama Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, dan Edo alias Amril.
       
"Untuk memastikan identitas mereka, kami akan lakukan uji forensic. Tidak bisa berdasar pengakuan semata," tuturnya. Hanya satu orang yang secara kasat mata hampir bisa dipastikan, yakni Nurul Haq. Ada luka di bibirnya yang didapat saat terjatuh dari motor pada peristiwa pondok Aren.
       
Penggerebekan di kontrakan tersebut berlangsung cukup lama, sekitar 10 jam. Warga sekitar kontrakan yang dikepung dievakuasi menjelang baku tembak yang dimulai sekitar pukul 19.30.

Termasuk, pemilik kontrakan yang disewa para terduga teroris, yakni Jaenab, janda sepuh yang tinggal bersebelahan dengan para terduga teroris. Tembakan terakhir terdengar sekitar pukul 05.30.
       
Sekitar pukul 07.30, iring-iringan ambulans membawa jasad para penghuni kontrakan ke RS Polri Kramat Jati untuk uji forensik. Seorang anggota Densus 88 sempat terkena tembakan saat terjadi baku tembak jelang tengah malam. Nyawanya selamat, karena setelah diperiksa dia hanya terkena tembakan di kaki. Saat ini dia masih dalam perawatan di RS Polri Kramat Jati.
       
Kemarin siang, polisi menggeledah sebuah rumah di Jalan Delima Satu, Rempoa, Ciputat. Rumah itu merupakan kontrakan yang dihuni oleh Dayat. Dari rumah tersebut, polisi menyita beberapa bahan pembuat bom.
       
Disinggung mengenai keterkaitan print out tersebut dengan perayaan Imlek akhir Januari mendatang, Boy mengatakan tidak menutup kemungkinan. Hanya saja, pihaknya tidak mau berspekulasi karena memang belum terjadi. "Kalau memang benar seperti itu artinya kita berhasil mencegah," tambahnya. (byu)

 

JAKARTA - Penggerebekan selama 10 jam di Kampung Sawah, Ciputat, Tangsel, sejak Selasa (31/12) malam lalu menguak sejumlah dugaan dan fakta baru.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News