Resep Anti Negara Gagal
Oleh: LaNyalla Mahmud Mattalitti
jpnn.com - Beberapa negara tercatat membayar bunga utang lebih tinggi ketimbang belanja sektor mandatory. Terutama negara-negara di Benua Afrika.
Jika itu terjadi terus-menerus potensi untuk menjadi negara gagal terbuka lebar. Bagaimana dengan Indonesia?
Dalam APBN kita, bunga utang yang dibayar pemerintah di tahun 2022 sebesar Rp 386,3 triliun. Anggaran kesehatan di tahun 2022 sebesar Rp 176,7 triliun, sedangkan belanja di sektor pendidikan mencapai Rp 472,6 triliun.
Di sisi lain, potensi angka utang Indonesia masih akan membesar. Pertama karena defisit neraca APBN. Kedua, karena pagu rasio utang dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sesuai Undang-Undang No.17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara, masih terbuka untuk menambah utang.
Rasio utang Indonesia tahun 2023 masih di angka 38,15 persen dari PDB, sedangkan pagu di dalam UU 17/2023 tersebut dipatok 60 persen dari PDB. Artinya masih berpotensi untuk menambah utang berkali-kali lipat.
Dan jika betul bertambah terus, maka belanja bayar bunga utang niscaya akan melampaui belanja sektor pendidikan. Bahkan bisa saja melampaui belanja gabungan antara pendidikan dan kesehatan.
Artinya, Indonesia juga berpotensi menjadi negara gagal. Dan kita tidak perlu defense, atau malu-malu mendiskusikan soal ini.
Daripada sibuk membuat perbandingan yang tidak apple to apple, lebih baik kita merefleksi diri. Muhasabah. Untuk mencari resep jitu agar Indonesia tidak menjadi negara gagal. Karena negara ini milik rakyat. Pemerintah boleh shutdown, teapi negara tidak boleh.
Kemiskinan mungkin tidak dirasakan di dalam ruangan rapat pembuat kebijakan di Jakarta.
- Pijar Sekolah Bantu Intansi Pendidikan Tingkatkan Kinerja
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian
- Peringatan HJK, RS Atma Jaya Luncurkan 3 Layanan Kesehatan
- Wamendikdasmen Atip Sebut Pendidikan Jadi Kunci Keberlanjutan
- Di Forum Global ISPOR Eropa 2024, Indonesia Bawa Solusi Nutrisi Berbasis Ekonomi