Reshuffle Berdasar Letupan Politik, 10 Kali Ganti Menteri pun Percuma

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengaku sudah mengingatkan Presiden Jokowi sebelum membentuk Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Jokowi diingatkan agar tidak salah memilih menteri.
"Jangan sampai nanti karena salah memilih menteri, Jokowi disibukkan dengan reshuffle berkali-kali," kata Pangi, Rabu (1/7).
Menurut Pangi, gonta-ganti menteri berkali-kali dapat memperlambat akselarasi kerja kementerian itu sendiri. Sebab, ujar dia, menteri baru harus beradaptasi kembali dan mulai dari nol lagi.
"Hal tersebut sekarang mulai terungkap dan terkonfirmasi, banyak menteri yang nampaknya tidak mampu mengimbangi ritme kerja presiden," jelasnya.
Analis politik yang karib disapa Ipang itu menyatakan bahwa letupan-letupan yang menjadi indikator reshuffle kabinet adalah letupan politik, bukan kinerja.
Sehingga, lanjutnya, mau dua sampai sepuluh kali reshuffle pun tidak akan punya korelasi linear terhadap kinerja pemerintah, selama perombakan kabinet hanya berbasiskan letupan politik semata.
Ipang menjelaskan apabila intervensi partai politik dalam penyusunan kabinet dan reshuffle cukup tinggi, maka ini akan mereduksi kekuasaan presiden yang memiliki hak prerogatif.
Jika reshuffle kabinet harus dilakukan, Presiden Jokowi diingatkan agar tidak salah memilih menteri.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi