Respons MUI soal Cewek Pakai Rok Mini Berselawat Nabi

Respons MUI soal Cewek Pakai Rok Mini Berselawat Nabi
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mengomentari dari Yogyakarta Miftah Habiburrahman alias Gus Miftah yang berdakwah dan berselawat di kelab malam. Menurutnya, ketika berselawat hendaknya memperhatikan adab dan etika.

"Allah mengkhususkan selawat itu dengan mencantumkan dirinya juga berselawat kepada Rasulullah. Dan saat Allah berselawat itu juga mencantumkan tata cara sopan menyebutnya. Ya Nabi Allah, tidak disebut namanya langsung Muhammad, tidak," kata Kiai Cholil kepada JPNN tadi malam.

Kiai Cholil menambahkan, selawat merupakan sesuatu yang baik dan bernilai ibadah. Berselawat tanpa mengerti artinya pun memperoleh pahala.

Oleh karena itu yang jadi persoalan adalah ketika pihak yang berselawat tidak memenuhi kaidah beribadah. Misalnya, mengenakan rok mini atau pakaian seksi lainya.

"Jadi memang ini tidak sampai murtad dan keluar dari Islam, tapi berselawat dalam kondisi yang tidak sopan secara ibadah tidak menutup aurat, di tempat yang tidak layak itu mengurangi etika dan sopan santun berselawat kepada Rasulullah," terangnya.

Menurut Kiai Kholil, berdakwah di bar ataupun kelab malam dan tempat-tempat hiburan harus disertai dengan cara-cara yang baik. Sopan santun dalam beribadah tetap harus dikedepankan.

"Saya memahami bahwa itu adalah hak dakwah. Tapi membaca selawat yang dianggap sebagai ritual dalam kondisi tidak sopan di tempat tidak baik tentunya secara etika kurang baik," pungkasnya.(esy/jpnn)


Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat KH Cholil Nafis mengomentari para cewek berbaju seksi melantunkan selawat di tempat hiburan malam.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News