Revolusi Mental di Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Revolusi Mental di Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Menteri LHK Siti Nurbaya sering memimpin langsung rapat di lapangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan. Foto for JPNN.com

KLHK juga melakukan revolusi mental menata perkotaan. Ukuran kinerjanya adalah penanganan sekitar 14,9 juta ton sampah yang ditangani di 360 kota melalui pemantauan dan evaluasi kota bersih, teduh, dan berkelanjutan (Adipura).

Untuk program nasional kedaulatan pangan, kinerja KLHK pemanfaatan di bawah tegakan hutan seluas 10.000 ha atau setara 30 ribu ton padi dan pangan lainnya. Juga 25 Dam pengendali, 4.000 Dam penahan, dan 8.000 Gullyplug.

Relevansi di program kedaulatan energi, kinerja KLHK akan dilihat dari pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan mini/micro hydro power plant bertambah sebanyak minimal 50 unit setara 1.500 Kwatt.

Untuk reforma agraria, kinerja KLHK dilihat dari 4,1 jt ha kawasan hutan yang teridentifikasi untuk dilepaskan untuk tanah objek reforma agraria (TORA).

Bidang maritim dan kelautan, KLHK akan meningkatkan populasi penyu, dan keanekaragaman jenis ikan di kawasan konservasi non taman nasional pesisir dan laut.

KLHK juga akan meningkatkan produksi kayu bulat dari hutan alam dan hutan tanaman sebesar 38,8 juta m3, 252.000 ton produksi komoditas HHBK dan Produksi hasil pemanfaatan TSL dari alam dan penangkaran. Ini untuk mendukung program nasional percepatan pertumbuhan industri dan kawasan ekonomi.

Sedangkan untuk program nasional desa dan perdesaan, akan ada 120 KPHP dan 80 KPHL melakukan kerjasama pengelolaan hutan berbasis masyarakat desa setempat, serta 77 desa di daerah penyangga untuk usaha ekonomi produktif di desa sekitar kawasan konservasi.

Guna mewujudkan semua target kinerja tersebut, KLHK tidak bisa sendirian. Diperlukan dukungan dan kerjasama semua pihak, termasuk dari masyarakat.

DENGAN ancaman global perubahan iklim, kini semua pihak diajak mengambil peran untuk menyelamatkan hutan dan lingkungan. Karena ancaman terhadap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News