Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir
Kalau dirunut ke belakang, cuitan-cuitannya tidak bermuatan kontemplatif apalagi yang berupa self talk atau dialog internal. Banyak yang justru agresif bahkan ofensif.
Jadi, patut dipertanyakan seberapa jauh kebenaran alibinya kali ini.
Ferdinand seorang politisi, adakah motif politik di balik twit itu?
Yang sering terbaca adalah cuitan bertema in-group vs out-group. Bipolar, dua sisi. Antagonistik antar kubu.
Baca Juga: Penjelasan Ferdinand soal Twit Allahmu dan Allahku, Simak Kalimat Terakhir
Pengotak-ngotakan cara pandang seperti itu merupakan salah satu corak berpikir politik. Apalagi, karena keterbatasan karakter yang disediakan Twitter, maka isu kompleks pun diperas secara paksa ke dalam 140 karakter saja. Semakin simplistis dan judgmental tanpa topangan argumentasi.
Teks yang ditulis itu sensitif, apa iya Ferdinand tidak membaca twitnya itu bakal jadi polemik?
Perlu ditelaah seberapa jauh medsos membuat orang menjadi impulsif.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama dan memecah belah. Begini analisis Reza.
- Penyelundupan 20 Ribu Lebih Pil Ekstasi Digagalkan Bea Cukai-Polri, Begini Modus Pelaku
- Bea Cukai-Polri Bongkar Laboratorium Narkoba di Bali, 4 Tersangka Diamankan, Ada WNA
- Manajemen P3I Mendesak Bareskrim Polri Segera Lakukan Gelar Perkara
- ESDM-Bareskrim Tangkap WN China Pelaku Tambang Bijih Emas Ilegal di Ketapang Kalbar
- Alvin Lim: Penetapan Tersangka Kepada Panji Gumilang Tidak Sah
- Modus Baru Penyelundupan Narkoba dalam Kaleng Susu, Banyak Banget