Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir

Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sampaikan analisis tentang twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama sehingga dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Kalau dirunut ke belakang, cuitan-cuitannya tidak bermuatan kontemplatif apalagi yang berupa self talk atau dialog internal. Banyak yang justru agresif bahkan ofensif.

Jadi, patut dipertanyakan seberapa jauh kebenaran alibinya kali ini.

Ferdinand seorang politisi, adakah motif politik di balik twit itu?

Yang sering terbaca adalah cuitan bertema in-group vs out-group. Bipolar, dua sisi. Antagonistik antar kubu.

Baca Juga: Penjelasan Ferdinand soal Twit Allahmu dan Allahku, Simak Kalimat Terakhir

Pengotak-ngotakan cara pandang seperti itu merupakan salah satu corak berpikir politik. Apalagi, karena keterbatasan karakter yang disediakan Twitter, maka isu kompleks pun diperas secara paksa ke dalam 140 karakter saja. Semakin simplistis dan judgmental tanpa topangan argumentasi.

Teks yang ditulis itu sensitif, apa iya Ferdinand tidak membaca twitnya itu bakal jadi polemik?

Perlu ditelaah seberapa jauh medsos membuat orang menjadi impulsif.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama dan memecah belah. Begini analisis Reza.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News