Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir

Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sampaikan analisis tentang twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama sehingga dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Saat ini, di semua lini. Dengan fitur semacam itu, medsos memang jitu digunakan sebagai wahana untuk merespon situasi-kondisi saat ini.

Isu-isu sensitif seperti ini sudah berulang kali, apakah ada potensi ledakan, kegaduhan massal akibat teks yang ditulis Ferdinand itu?

Terjawab lewat poin-poin di atas. Pada sisi lain, kita mencermati seberapa jauh pemanfaatan medsos oleh otoritas penegakan hukum. Seberapa jauh institusi-institusi terkait juga memiliki daya respons yang cepat guna menyetop kemungkinan beranak-pinaknya suatu isu menjadi bola liar.

Jadi, potensi ledakan dari sebuah isu semestinya bisa diredam jika otoritas terkait juga responsif. Semakin real time, semakin baik.

Kasus ini bergulir cepat. Dalam sehari, dari trending tagar #TangkapFerdinand, ada pelaporan dan polisi langsung memproses. Apakah itu bisa meredakan kemarahan pihak yang tersinggung oleh twit Ferdinand?

Idem. Yang jelas, ada catatan bahwa survei di sekian banyak wilayah di negara lain memperlihatkan pihak yang paling responsif dalam berkomunikasi via media sosial memang institusi penegakan hukum.

Kembali ke poin 1-4, apa pun motifnya, bagaimanapun suasana batinnya, yang jelas perilakunya (cuitannya) bikin gaduh dan berpotensi kuat memecah-belah masyarakat. Merendahkan pihak lain, meninggikan diri sendiri.

Ketika substansi pesan semacam itu tidak tertuju ke individu tertentu, melainkan menyasar secara pukul rata ke kaum berdasarkan ikatan-ikatan primordial tertentu, maka inilah ujaran kebencian. Polisi tentu perlu investigasi kemungkinan-kemungkinannya. (fat/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama dan memecah belah. Begini analisis Reza.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News