RI Terbanyak Korban Perdagangan Manusia

RI Terbanyak Korban Perdagangan Manusia
RI Terbanyak Korban Perdagangan Manusia
Menurut Linda, semua kasus perdagangan manusia itu sebagai ekses dari kentalnya pandangan masyarakat yang menempatkan posisi perempuan sebagai aset keluarga. Dengan penafsiran yang kurang tepat itu, menimbulkan penderitaan dan kerugian yang besar bagi perempuan. Di antaranya dipaksa kawin usia dini, serta relasi gender yang tidak setara dalam masyarakat, sehingga memicu perdagangan perempuan. Para perempuan ini, kata dia, biasanya dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dengan upah yang tidak layak, kurir narkoba, pemijat, pelayan restoran dan cafe, hingga pekerja salon plus plus.

"Pemerintah mengapresiasi setinggi-tingginya untuk proyek kerjasama empower yang diprakarsai IOM, UNFPA, dan WHO ini. Karena ini sejalan sekaligus mendukung perjuangan Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang," jelasnya.

Sementara itu, Kepala misi IOM Indonesia, Denis Nihill mengatakan IOM, UNFPA dan WHO akan bekerjasama pemerintah RI untuk mendukung penerapan hukum, kebijakan, dan aksi untuk memerangi perdagangan manusia.

Denis Nihill menyebutkan pihaknya menyiapkan anggaran sebanyak USD 2,3 juta yang berasal United Nations Trust Fund for Human Security. Untuk tahap awal, selain di Jakarta, IOM juga akan melakukan sosialisasi di tiga daerah yang selama ini meempati posisi teratas sebagai korban. Di antaranya Indramayu (Jawa Barat), Sambas (Kalimantan Barat) serta Lombok (NTB).

JAKARTA - International Organization for Mogration (IOM) mengumumkan hasil penelitian yang sangat mencengangkan. Dari penelitian yang mereka lakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News