Ribut Waidi; Legenda Sepak Bola Asal Semarang Itu Telah Tiada

Mengaku Stroke Ringan karena Gila Kepiting

Ribut Waidi; Legenda Sepak Bola Asal Semarang Itu Telah Tiada
Ribut Waidi bersalaman dengan Presiden Soeharto di Istana, setelah Indonesia menjadi Juara SEA Games 1987 di Jakarta. Foto :Repro
 

Saat itu Ribut juga mengutarakan keinginannya menjadi pelatih sepak bola. Sebab, sepak bola memang tidak bisa dipisahkan dari hidupnya.

 

Kini Ribut telah tiada. Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Wahyu Asri Dalam IV DD-70, Semarang, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Giriloyo, Ngaliyan, sekitar pukul 14.00 kemarin. Tampak hadir kerabat, sahabat, dan para tetangga. Ribut meninggalkan seorang istri, Nunik, dan tiga anak, yakni Widi Nick Pratama, Varadini Ribut Waidi, dan Sonia Ribut Waidi.

 

Tak salah bila warga Semarang dan pencinta sepak bola Indonesia menganggap Ribut sebagai pahlawan. Dia adalah bintang PSIS saat menjadi juara kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1987. Ketika itu, pada partai final yang digelar di Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), tim berjuluk Mahesa Jenar tersebut mengalahkan musuh bebuyutannya, Persebaya Surabaya. Meski bukan Ribut yang mencetak gol kemenangan PSIS, dialah yang dinobatkan sebagai pemain terbaik.

 

Kepahlawanan Ribut mencapai puncaknya saat final cabang sepak bola SEA Games 1987 yang juga digelar di Stadion Utama Senayan. Gol tunggal Ribut ke gawang Malaysia membuat timnas PSSI menjadi juara SEA Games untuk kali pertama. Dramatisnya, gol tersebut tercipta pada menit ke-105 atau menit ke-15 babak perpanjangan waktu, setelah di waktu normal skor masih kacamata alias kosong-kosong. Hebatnya lagi, gol itu terjadi setelah Ribut berhasil melewati beberapa pemain belakang Malaysia.

Nama Ribut Waidi melambung di era 80-an. Pemain berambut ikal itu sering dibicarakan setelah menjadi pahlawan bagi klubnya, PSIS Semarang, yang menjuarai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News