Run...!!!

Run...!!!
Ilustrasi rempah-rempah. Foto: Public Domain.

Dua kapal yang membawa dua ratus pedagang, serdadu dan pelaut itu dipimpin Laksamana Muda Jacob van Heemskerk.

Ekspedisi mereka dibiayai oleh Compagnie van Verre--pendahulu Vereenigde Costindische Compagnie, atau Maskapai Persatuan Hindia Timur yang kemudian hari menjadi Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Misi utama kamar dagang itu mencari rempah-rempah!

Hingga kini di pulau Lontor masih banyak kebun pala. “Rencananya di sini mau dibikin meseum pala,” kata Tanya Des Alwi kepada JPNN, saat kami mengarungi Laut Banda dengan motorboat, Sabtu sore, 11 November 2017.

Lima tahun sebelum kedatangan dua kapal itu…

Seorang tetua adat setempat meramal. Akan datang sekelompok orang kulit putih. Dari negeri jauh. Mereka kuat. Dan memiliki persenjataan yang baik. Mereka datang untuk penaklukan.

Seiring dengan kedatangan ekspedisi yang dipimpin Laksamana Muda Jacob van Heemskerk, Gunung Api yang semula tenang-tenang saja, tiba-tiba aktif.

Penduduk Banda meyakini itu sebuah pertanda. Mereka pun mencurigai rombongan Jacob. Akibatnya, Jacob kesulitan memperoleh rempah-rempah.

Mengenang kejayaan zaman rempah, Kemenko Maritim menggelar Seminar Internasional bertajuk “350th Anniversary of The Treaty of Breda (1667-2017)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News