Rupiah Makin Terperosok

BI Tegaskan Tetap Anut Sistem Devisa Bebas

Rupiah Makin Terperosok
Rupiah Makin Terperosok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih terus terperosok dalam. Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI) kurs rupiah kemarin berada di posisi Rp 12.300 per USD, atau melemah dibanding sehari sebelumnya Rp 12.230 per USD. Gubernur BI Boediono menegaskan Indonesia akan tetap menganut rezim devisa bebas. Sehingga meskipun nilai tukar rupiah masih terpuruk, BI tidak menginginkan beralih ke rezim devisa terkontrol.

"Memang ada wacana-wacana mengenai perubahan ini untuk menuju ke sistem devisa kontrol. Undang-undangnya menjamin bahwa sistem devisa kita adalah sistem devisa bebas. Bebas memiliki dan mengunakan devisa," kata Boediono di Kantor BI, Jakarta, Jumat (21/11).

Boediono mengatakan BI akan menjaga rupiah di tingkat yang realistis dan laik bagi perekonomian nasional. Bank sentral juga tetap berada di pasar. Dia tidak menyebut jumlah cadangan devisa yang digunakan untuk intervensi. "Kalau perang kita harus merahasiakan amunisi berapa yang kita tembakkan dan berapa yang ada di saku kita. Itu adalah bagian dari strategi. Intinya kita akan tetap di pasar dan akan tetap terus di pasar, dan kita akan gunakan amunisi," beber Boediono.

Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan, saat ini USD mengalami penguatan karena kebutuhan likuiditas USD dari bank-bank besar dan perusahaan-perusahaan di AS sangat besar. Jadi, kendati negaranya terancam resesi, USD bukannya melemah, tapi bergerak anomalis dengan menunjukkan tren menguat. "Jadi, karena murni masalah pasokan likuiditas valas yang kurang. Permintaan USD banyak, sementara penawaran minim, membuat USD menguat," tuturnya.

JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih terus terperosok dalam. Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI) kurs rupiah kemarin berada di posisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News