Rupiah Makin Terperosok

BI Tegaskan Tetap Anut Sistem Devisa Bebas

Rupiah Makin Terperosok
Rupiah Makin Terperosok
Senada, ekonom Mirza Adityaswara mengatakan, rupiah akan menguat jika pasokan likuiditas USD mulai longgar. Masalahnya, kata dia, sulit untuk menambah likuiditas valas karena semuanya tersedot ke luar negeri. "Satu peluang besar ada pada permintaan BP Migas agar transaksi perusahaan-perusahaan tambang ditempatkan di perbankan nasional," ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, menjadi salah satu bukti bahwa lalu- lintas devisa harus dikontrol. "Bank sentral juga harus terus mendorong agar masyarakat melepas USD-nya, meski langkah ini hampir bisa dikatakan mustahil," tuturnya. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan Herry Purnomo mengatakan pembayaran utang luar negeri pemerintah langsung menggunakan rekening valas pemerintah di BI. Sehingga secara langsung tidak begitu berdampak kepada APBN, meskipun kurs rupiah terus melemah. "Kalau ke luar negeri itu sudah pakai valas kita. Kita kan punya rekening valas. Jadi enggak kena pengaruh," kata Herry.

Bursa saham kemarin juga masih mengalami tekanan, kendati bursa kawasan mampu menutup perdagangan akhir pekan dengan manis. Berita negatif di industri perbankan nasional membuat saham-saham sektor tersebut menjadi pioner penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks kemarin tergelincir 8,69 poin (0,75 persen) menjadi 1.146,27. Kelompok 45 saham terlikuid, indeks LQ45, menurun 2,4 poin (1,1 persen) membentuk level 215,97.

Terdapat 75 saham yang melorot harganya, 58 saham mendaki, dan 45 lainnya tak berubah. Transaksi harian relatif masih sepi, hanya sekira Rp 1,5 triliun. Dari bursa kawasan, hampir semua menunjukkan kenaikan, kecuali indeks Shanghai yang melemah tipis 0,7 persen. Sementara indeks Nikkei naik 2,7 persen. Hang Seng mendaki 2,9 persen. Kospi terkerek signifikan 5,8 persen, dan STI Singapura menguat 3,1 persen.

JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih terus terperosok dalam. Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI) kurs rupiah kemarin berada di posisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News