Rusia, Mantan Adidaya yang Masih Terganggu Chauvinisme
Petugas Tarik Pungli, Lupa Pelototi Bom
Minggu, 30 Januari 2011 – 18:49 WIB
Maret lalu, militan muslim Kaukasus Utara juga melancarkan serangan mematikan. Sasarannya pun sarana transportasi, seperti serangan 24 Januari lalu. Ketika itu, dua perempuan pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di kereta bawah tanah Moskow. Sedikitnya 40 orang tewas dalam insiden tersebut. Beberapa waktu sebelumnya, para pemimpin gerakan perlawanan di Kaukasus Utara mendeklarasikan tekad mereka untuk menghadirkan lagi perang sipil di Rusia.
Namun, rekaman CCTV bandara menyuguhkan fakta yang sedikit mengejutkan. Dalam tayangan itu, tampak ciri-ciri fisik pelaku ledakan yang sama sekali tidak menunjukkan karakteristik etnis Kaukasia. Bahkan, investigator yakin bahwa pelaku yang tewas dalam ledakan dan sampai sekarang belum diketahui identitasnya itu adalah individu beretnis Rusia. Saat ini, tim investigator masih mendalami rekaman tersebut lebih lanjut.
Selain nasionalisme sempit, korupsi menjadi faktor yang melatarbelakangi pecahnya insiden di Domodedovo. Para pakar yakin, jika para polisi dan petugas keamanan bandara menjalankan tugas secara maksimal, ledakan mematikan itu bisa dicegah. Apalagi, pada malam tahun baru lalu, Moskow juga sudah dikejutkan oleh ledakan bom misterius. Konon, ledakan itu tidak disengaja. Bom terpicu sinyal telepon genggam pelaku yang tiba-tiba menerima SMS ucapan selamat tahun baru dari rekannya.
Konon, para petugas keamanan di bandara-bandara Rusia terlalu sibuk menarik pungutan liar (pungli) dari kaum migran. Akibatnya, mereka melalaikan tugas utama menjaga keamanan bandara. Bukan baru kali ini Domodedovo kecolongan. Pada 2004, dua ledakan bom di udara yang menewaskan 89 orang pun bermula dari bandara di Distrik Domodedovsky itu. Bahkan, petugas menangkap dua pelaku peledakan tersebut sesaat sebelum pesawat lepas landas. Tapi, keduanya lantas dibebaskan.
MOSKOW - Ledakan bom bunuh diri di Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, Senin sore waktu setempat (24/1) mengalihkan perhatian dunia ke Rusia.
BERITA TERKAIT
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas