Saat Itu Ganjar Menggandeng Tokoh NU Bisa Menang, Sekarang Ada Faktor Jokowi

Selain itu, kata dia, sosok cawapres harus memenuhi kriteria bisa juga diterima oleh publik dan mendapat kepercayaan publik.
"Itu yang saya pikir masih butuh kejelimetan untuk kemudian perlu digarap oleh beberapa koalisi partai," tegasnya.
Indaru pun mencontohkan saat Pilpres 2019, figur Ma'ruf Amin yang dipilih menjadi cawapres bagi Joko Widodo (Jokowi), yang menurutnya bagian dari strategi untuk menekan konflik.
Pertimbangan semacam itu juga akan dipakai dalam menentukan sosok cawapres di Pilpres 2024.
Disinggung kemungkinan masing-masing capres saling menunggu pengumuman cawapres, dia mengatakan hal itu bisa saja terjadi, tetapi tidak lepas dari berbagai perhitungan mengenai sosok cawapres yang akan diusung tersebut.
Misal dalam Pilkada Gubernur Jateng 2028. Saat itu calon gubernur (cagub) Sudirman Said menggandeng Ida Fauziyah yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai calon wakil gubernur (cawagub).
Cagub Ganjar Pranowo pun mengambil orang NU sebagai cawagubnya, yakni Taj Yasin Maimoen.
Oleh karena itu, kata dia, saat sekarang muncul sejumlah nama cawapres yang secara kultural berbasis nahdiyin seperti Yenny Wahid, Mahfud MD, Erick Thohir, dan sebagainya.
Belum ada kepastian siapa cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang. Apakah tokoh NU lagi?
- Koperasi Merah Putih
- SP JICT: May Day 2025 Momentum Reformasi Tata Kelola Pelabuhan Nasional
- Dukung Prabowo 2 Periode, Idrus Golkar Usul Pembentukan Koalisi Permanen
- Versi Pengamat, Prabowo Tak Merestui Mutasi Letjen Kunto Arief
- Prabowo Sebut Orang Indonesia Harus Tinggalkan Mental 'Kumaha Engke'
- Prabowo Percaya Hakim Bergaji Besar Tidak Bisa Disogok