Saat Petani di Kulon Progo Mengeluh kepada Siti Atikoh soal Listrik, Pangan, hingga Tambang
Selain masalah harga pangan, Istiyanti yang merupakan petani holtikultura dan padi ini mengeluhkan adanya tambang di pesisir Kulon Progo.
Istiyanti menyampaikan dirinya hidup di daerah itu dari kecil sampai tua hingga memiliki keturunan.
"Kami mohon ruang hidup kami dirampas dengan penambangan bijih besi di Kulonprogo yang tak menghasilkan buat negara. Kami merasa hanya diapusi. Mohon dicabut kontrak karyanya," kata dia.
Menurut dia, praktik penambangan itu memakan lahan pertanian. Istiyanti menganggap produksi pertanian lebih produktif dibanding pertambangan tersebut.
Dia juga mengharapkan jaringan listrik bisa masuk ke lahan pertanian. Menurut Istiyanti, pemerintah harus berpihak kepada rakyat, kalaupun tidak maka jangan mengganggu kehidupan mereka.
"Kalau tak bisa dibantu, minimal jangan ganggu kami," tegas dia.
"Ganjar-Mahfud menang, menang, menang,' kata Istiyanti menutup diskusinya.
Menjawab itu, Atikoh menyadari rendahnya harga beli komoditas pangan di tingkat petani karena panjangnya rantai ekonomi. Dia mengatakan perlunya formulasi baru untuk memangkas rantai tersebut. Atikoh menyampaikan visi-misi suaminya yang ingin menguatkan Bulog (BUMN).
Dalam kesempatan itu, Siti Atikoh mendengarkan keluhan KWT dan masyarakat mengenai kondisi kehidupan mereka.
- Stasiun Kedundang Dibongkar, Pakar Nilai PT KAI Bisa Dijerat Pidana
- Ditambah 956.227 Ton, Alokasi Pupuk Bersubsidi Jawa Timur jadi 1,9 Juta Ton
- Perbanyak Petani Milenial, Kementan Ingin Genjot Produksi Pangan
- Pakar Minta Pemerintah Waspadai Bencana Ekstrem 32 Tahunan
- Menjawab Prabowo, Ganjar: Yang Bekerja Sama Bisa Mengganggu
- Soal Jagoan PDIP di Pilkada Jateng 2024, Ganjar Berkata Begini