Saat Terakhir Sang Profesor Tepati Janjinya dengan Kematian
Di dalam ruangan, Dr Goodall meraba alat plastik yang akan memungkinkannya memasukkan dosis obat mematikan ke dalam tubuhnya.
Katup alat itu kaku dan keras. Dan pada usia 104, dia sudah mengalami penglihatan yang buruk.
Tetapi menurut aturan hukum di Swiss yang memungkinkan seseorang mendapatkan bantuan untuk bunuh diri, Dr Goodall haruslah mengoperasikan sendiri alat tersebut tanpa bantuan siapa pun.
Jika dia tidak bisa melakukannya, maka perjalanannya ke sana akan sia-sia. Dia harus pulang ke Australia.
"Dia tidak bisa mendorong alat itu terbuka. Pada titik itu kami diberitahu bahwa tak seorang pun diizinkan mengatakan apa-apa. Kami tidak boleh membantunya," kata cucu Dr Goodall, Duncan Goodall.
"Tangannya gemetar, David sangat menginginkannya," tambahnya.
Sadar bahwa Dr Goodall tidak dapat menjalankan alat itu, Lifecircle, organisasi yang membantunya melakukan bunuh diri, menggantinya dengan alat yang lain.
Kali ini Dr Goodall berhasil melakukannya tekad yang kuat.
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0