Saham Astra Terus Tergerus

Saham Astra Terus Tergerus
Saham Astra Terus Tergerus
Secara fundamental, kata Reza, isu yang bisa 'menggoyang' Astra saat ini adalah pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan pemberlakuan pajak baru bagi kendaraan. Hal tersebut disinyalir akan berpengaruh pada kinerja sektor otomotif yang notabene merupakan tulang punggung Astra, juga Astra Daihatsu Motor, Toyota Astra Motor, dan Astra Honda Motor, Isuzu, Nissan Diesel, dan Peugeot.

Ditambah lagi dengan kenaikan Suku Bunga Acuan (BI Rate) yang biasanya mendorong pada peningkatan bunga bank atau dalam hal ini bunga kredit kepemilikan kendaraan. "Tapi sekarang kan belum (naik). Apalagi tingkat bunga untuk pinjaman barang konsumtif kita masih tinggi. Menurut saya, suplai untuk orang beli mobil dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi juga masih tinggi. Walaupun mungkin ada perpindahan tren ke mobil diesel dan mobil dengan kapasitas kecil," ulasnya.

Reza mengatakan, meski sector otomotif berperan kuat dalam kinerja Astra, jangan lupa juga bahwa ada sector lain yang menjadi andalan perseroan; Perbankan, Multifinance, perkebunan, alat berat, dan teknologi informasi. "Saya kira kinerja Astra masih akan bagus apalagi bagi-bagi dividennya kan cukup besar," ucapnya.

Belakangan ini, Reza mensinyalir pergerakan Astra memang seperti 'dipermainkan' asing yang bernegosiasi agar BI Rate ditingkatkan. "Astra kan (pemilik sahamnya) sebagian besar pemain institusi. Yang jual beli Astra kebanyakan asing dan pemain besar. Itu dijadikan celah untuk turun naiknya indeks. Kelihatan dari pergerakannya belakangan ini," paparnya.

JAKARTA - Saham PT Astra International Tbk (ASII) terus tergerus. Salah satu emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News