Salah Kaprah! Pencegahan Terorisme Baru Ada di Tingkat Elite
Selain itu, menurut Wawan hal terpenting yang selama ini kerap dikesampingkan adalah pelibatan kelompok moderat belum sesuai harapan. Sehingga upaya Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk mengundang 70 negara Muslim sedunia di Jakarta pada Mei mendatang perlu didukung sebab ini menjadi salah satu upaya kontra radikal.
Senada dengan Wawan, Kombes Hamli dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menegaskan seharusnya keterlibatan semua pihak mulai dari jajaran pemerintah, kementerian dan lembaga hingga jajaran swasta tidak terkecuali harus mendukung upaya yang direncanakan dan akan diwujudkan dalam menanggulangi terorisme.
Sampai saat ini pemahaman masyarakat terhadap penanggulangan terorisme masih minim, tidak sedikit pihak yang masih beranggapan bahwa radikalisme dan terorisme hanya musuh TNI dan POLRI.
Sebagian besar, lanjutnya, masyarakat seolah lepas tangan dan bersikap skeptis menyikapi bahaya yang ditimbulkan gerakan radikal dan aksi terorisme. Masyarakat baru bersuara ketika terjadi aksi terorisme ataupun penindakan oleh aparat.
“Padahal aparat keamanan, dalam hal penindakan adalah upaya terakhir dari Polri setelah upaya pencegahan dan pembinaan tidak berhasil. Patut disadari jumlah polisi masih belum sebanding dengan jumlah masyarakat," ujarnya. (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Sahkan UU Perampasan Aset, KPK Siap Tindak Tegas Koruptor
- BMKG Prakirakan Sebagian Besar Kota di Indonesia Berpotensi Hujan, Ini Wilayahnya
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Database BKN Ada yang Tak Bisa Jadi PPPK, Bantuan Rp 3 Juta Mengucur, Ini yang Terjadi
- Prof Nuh: Kepemimpinan Khofifah Sukses Mengatasi Kemiskinan
- 3 Kategori Honorer Tertutup Peluang jadi PPPK Paruh Waktu, Kena PHK
- Gema Waisak Pindapata Nasional 2025 Sukses Digelar, Menag Hingga Pramono Turut Hadir