Salah Sendiri

Salah Sendiri
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Aturan ini sama sekali tidak menghambat perdagangan  saham di STAR Board. "Selalu ada teman yang punya teman," seloroh mereka.

Saat ini tercatat 3 juta perorangan yang membeli saham lewat STAR Board. Mungkin banyak yang lewat temannya teman itu.

Sampai hari ini sudah 25 perusahaan pemula yang meraup modal dari STAR Board. Banyak yang bidangnya adalah semiconductor. Untuk mengatasi ketergantungan Tiongkok. Yang selama ini selalu harus impor dari Amerika.

Tahap pertama, 25 perusahaan itu, merupakan hasil seleksi awal. Dari 149  perusahaan baru yang mengajukan diri. Harga saham mereka naik gila-gilaan. Ada yang naik sampai 450 persen.

Di STAR Board memang tidak ada batasan. Boleh naik berapa saja. Tidak seperti di pasar modal biasa. Yang kalau kenaikannya tinggi perdagangan sahamnya langsung dihentikan.

Pasar modal Hong Kong sendiri memiliki kemampuan untuk menyerap mereka yang kelak lari dari Nasdaq atau NYSE. Kapasitas keuangan Hong Kong cukup besar untuk itu. Apalagi pasar modal di dunia itu sebenarnya sudah satu: bisa saling menawarkan saham.

Bahkan jangan-jangan itu nanti merupakan berkah bagi Hong Kong dan Shanghai. Dan bencana bagi pasar modal Amerika sendiri.

UU baru itu, di mata pelaku pasar modal, pun di Amerika, dianggap sebagai anti kapitalis. Kenapa harus diatur-atur begitu.

Amerika tidak mau kecolongan: perusahaan Tiongkok menggarong pasar modal Amerika lewat atur-atur pembukuan. Maka prinsip akuntansi yang sehat harus ditegakkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News