Sambut Ramadan 1439 H, Seribu Perantau Pulang Basamo

Sambut Ramadan 1439 H, Seribu Perantau Pulang Basamo
Ilustrasi penumpang di bandara. Foto: Kaltim Post/JPNN

Berdasarkan sejarah yang pernah diceritakan cerdik-cendikia asal Pangkalan Arfel Muchtar kepada wartawan, potang balimau di Pangkkalan memiliki sejarah yang panjang. Konon, dahulu kala, saudagar-saudagar dari Pangkalan Koto Baru, menjadikan sungai Batang Maek sebagai jalur bisnis mereka.

Menelusuri Batang Maek, para saudagar asal Pangkalan berniaga ke sejumlah daerah di nusantara. Bahkan menurut Arfel Muchtar, ada saudagar dari Pangkalan yang berdagang sampai ke Sambas, Kalimantan. Sepulang dari Sambas, saudagar yang riwayatnya hidup dari mulut ke mulut itu, membawa dua buah mimbar masjid, dengan menggunakan kajang (perahu) berukuran besar dan menelusuri sejumlah sungai.

Salah satu mimbar, diboyong ke Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru, Riau, tempat saudagar asal Pangkalan banyak bermukim. Sedangkan satunya lagi, dibawa ke kampung halaman. Nah, mimbar yang dibawa dari Sambas ke Pangkalan tersebut, diyakini sampai di Pangkalan, saat warga setempat sedang menyambut bulan suci Ramadahan dan membangun masjid di pinggir Batang Maek.

Untuk mengenang peristiwa itulah, sebut Arfel Muchtar, warga Pangkalan Koto Baru, setiap kali datang bulan Ramadhan, selalu berbondong-bondong ke pinggir Batang Maek. "Tradisi itu, berlangsung turun-temurun, hingga kemudian kami namai sebagai potang balimau," tutur Arfel. (frv)


Dalam rangka menyambut Ramadan 1439 H dan tradisi Potang Balimau, sekitar seribu perantaui asal Nagari Pangkalan, gelar pulang basamo.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News