Sampah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sampah
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: M Fathra Nazrul Islam/dok.JPNN

Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat punya norma sosial masing-masing. Norma-norma itu kemudian dikelola menjadi budaya yang memperkuat karakter bangsa. Francis Fukuyama dalam ‘’Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity’’ (1996) menyebutnya sebagai kebajikan sosial, social virtues, yang menjadi bagian penting dalam membangun modal sosial social capital dalam masyarakat.

Modal sosial ini pada akhirnya menjadi bahan baku yang sangat penting dalam menciptakan kemakmuran bangsa. High trus society, masyarakat yang punya tingkat saling keterpercayaan tinggi akan punya modal sangat penting dalam membangun kemakmuran dan kesejahteraan.

Semua peradaban besar dunia mempunyai modal sosial yang mencukupi untuk menjadi dasar pembangunan kesejahteraan dan kemakmuran, tetapi tidak semua bangsa bisa mengelola dan memaksimalkan potensi itu.

Keputusan-keputusan politik yang tidak tepat sering merusak dan menipiskan modal sosial sehingga yang muncul kemudian adalah low trust society, masyarakat dengan tingkat saling keterpercayaan sosial yang rendah.

Saling curiga dan saling mengintai menjadi norma hidup sehari-hari. Apa saja yang menjadi kebijakan penguasa akan dilihat dengan mata curiga. Sebaliknya, reaksi dan respons apa pun dari masyarakat akan dilihat sebagai potensi ancaman.

Beberapa hari terakhir ini di Indonesia muncul trending topic mengenai sampah demokrasi yang dilontarkan oleh Ali Mochtar Ngabalin, yang jengkel karena munculnya tuntutan agar Presiden Joko Widodo mundur. Tagar "Pak Presiden Kapan Menyerah" banyak bermunculan di media sosial.

Jokowi dianggap gagal dalam mengelola ancaman pandemi sehingga sistem kesehatan nasional kolaps.

Dalam sebulan terakhir Indonesia menjadi negara dengan tingkat penularan dan kematian paling tinggi di dunia. Jokowi dianggap inkompeten, dan karenanya dituntut untuk mundur.

Para pengkritik membalas dengan mengatakan bahwa pemerintah adalah tong sampah yang seharusnya menjadi wadah..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News