Sandi Bandingkan Harga Makan Siang di Jakarta dan Singapura

Sandi Bandingkan Harga Makan Siang di Jakarta dan Singapura
Sandiaga S Uno (tengah) bersama Priyo Budi Santoso saat mengunjungi redaksi Jawa Pos di Graha Pena Jakarta, Kamis (4/10) sore. Foto: Issak Ramadan/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga S Uno mengaku akan fokus menggarap ketahanan pangan dan harga bahan pokok. Pendamping Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu mengatakan, harga bahan pangan di Indonesia lebih mahal dibandingkan di negara Asia Tenggara lainnya.

Menurut Sandi, ada persoalan serius pada rantai distribusi bahan pangan. Akibatnya, harganya di tingkat konsumen menjadi mahal.

“Bahan makanan di Indonesia lebih mahal dibandingkan di negara lain. Sepiring makan siang di Jakarta lebih mahal dari sepiring makan siang dengan kualitas yang sama di Singapura, Thailand juga sama,” kata Sandi saat berkunjung ke redakwi Jawa Pos di Graha Pena Jakarta, Kamis (4/10).

Namun, kata Sandi, mahalnya harga sepiring makan siang di Jakarta tak sebanding dengan pendapatan yang diraih petani. Pasalnya, petani yang juga merupakan produsen beras harus mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk.

“Harga bahan pokok itu tak mencerminkan menguatkan nilai tukar petani. Harga belinya tinggi tapi ongkos petani juga meningkat dari pupuk dan penghasilannya tidak naik itu yang bikin petani jadi tidak sejahtera,” kata Sandi.

Beberapa waktu lalu, hasil riset Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menunjukkan bahan pangan di Indonesia terutama beras dan garam lebih mahal dibandingkan Singapura, Malaysia dan Thailand. Sebagai contoh beras yang di Indonesia dijual Rp 12.560 per kilogram, di Singapura hanya Rp 11.635.

Bahkan, beras yang sama di Malaysia cuma dijual Rp 9.183/kg. Sedangkan di Thailand hanya Rp 7.419/kg.

Adapun harga garam di Indonesia Rp 10.980 per Kg. Padahal, di Singapura hanya Rp 8.779, di Malaysia Rp 3.013 dan di Thailand Rp 4.313.(uji/JPC)


Sandiaga S Uno menyatakan, ada persoalan serius pada rantai distribusi bahan pangan. Akibatnya, harganya di tingkat konsumen menjadi mahal.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News