Sanksi Amerika Hajar Sumber Duit Jenderal Myanmar, Ini Baru Pembukaan

Sanksi Amerika Hajar Sumber Duit Jenderal Myanmar, Ini Baru Pembukaan
Panglima Militer Myanmar, yang kini jadi penguasa tertinggi negara tersebut, Min Aung Hlaing, memberi hormat saat upacara Martyrs' Day di Yangon (19/7/2020). Foto: ANTARA FOTO/Ye Aung Thu/ Pool via REUTERS/File Photo/aww

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dan sejumlah perwira tinggi yang memimpin kudeta militer 1 Februari lalu.

Sanksi Paman Sam menyasar keuangan para jenderal pengkhianat demokrasi tersebut. AS pun memperingatkan sanksi ekonomi lebih banyak kemungkinan juga diberlakukan pada Myanmar.

Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa total ada delapan orang penerima sanksi. Selain itu, sanksi juga dijatuhkan kepada tiga perusahaan di industri perhiasan dan giok

AS juga memperpanjang sanksi terhadap dua petinggi militer karena mereka diyakini terlibat menggulingkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis di Myanmar.

Namun, Washington tidak menjatuhkan sanksi untuk Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL) dan Myanmar Economic Corporation (MEC0), meskipun keduanya adalah perusahaan yang dikendalikan oleh militer.

Presiden AS Joe Biden pada Rabu (10/2) mengesahkan perintah eksekutif soal pemberlakuan sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam kudeta militer di Myanmar.

Jenderal Min Aung Hlaing meluncurkan kudeta terhadap pemerintah di Naypyitaw dan menangkap penasihat negara Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint pada awal Februari.

"Kudeta 1 Februari merupakan serangan langsung terhadap upaya transisi menuju pemerintahan yang demokratis dan sah secara hukum di Burma," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen melalui pernyataan. Burma merupakan nama lain Myanmar.

Amerika Serikat berusaha menekan rezim militer Myanmar dengan menghantam sumber kekayaan para pemimpin kudeta

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News