Santoso, Dengarlah Harapan Keluarga di Lereng Sumbing Ini

Santoso, Dengarlah Harapan Keluarga di Lereng Sumbing Ini
Ahmad Basri (kiri) warga di Desa Adipuro, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang yang masih saudara sepupu Santoso (kanan). Foto: Radar Kedu/JPG

Basri mengenang saat bertemu dengan Santoso sebenarnya tidak ada hal yang aneh. Waktu itu Santoso juga sempat men-galami masa-masa nakal seperti umumnya anak muda. Namun, kenakalan itu masih dalam batas kewajaran.

Selang beberapa tahun setelah Santoso kembali ke Sulawesi, Basri sudah tidak lagi menghubunginya. Ia justru kaget ketika beberapa bulan belakangan ada aparat kepolisian menemui keluarganya di Desa Adipuro yang berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Beberapa kali aparat mengunjungi desanya. Petugas juga menanyakan perihal kehidupan Santoso sejak kecil. “Kelurga di sini baru tahu sekitar dua bulan lalu ketika ada polisi yang mencari tahu informasi tentang Santoso. Saya tidak menduga sebelumnya,” urai Basri.

Karenanya ia  mengaku pusing setelah beberapa kali dikunjungi aparat. Meski hanya sebatas dimintai keterangan, hal itu tetap menjadi ganjalan tersendiri di pikirannya.

“Sekitar tiga kali mereka ke sini menanyakan Santoso. Saya pusing,” ucapnya.

Kepala Desa  Adipuro, Waluyo menjelaskan, pemerintah desanya tidak begitu paham soal kehidupan Santoso.  Pihaknya baru tahu bahwa Santoso merupakan terduga teroris setelah ada anggota polisi yang datang ke desanya. Tujuannya mencari tahu informasi terkait kegiatan Santoso.

“Orang tuanya memang asli Kaliangkrik. Tapi Santoso tidak lahir di sini. Mereka transmigrasi pada 1970 silam,” katanya.

Orang tua Santoso sebenarnya biasa saja. Artinya sama seperti warga umum lainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News