Sapwadi si Pemuda Kreatif, Mulai Banjir Orderan

Sapwadi si Pemuda Kreatif, Mulai Banjir Orderan
Syamsul Sapwadi memanfaatkan botol plastik untuk membuat lampu tidur. Foto: ROJAI/LOMBOK POST

Caranya, jelas Sap, ambil fitting lampu. Kemudian pasangkan kabelnya, lalu pasangkan pada dudukannya. Sekrupkan pada fitting lalu tutup dengan kap yang telah dibuat.

Dalam satu hari Sap bersama rekannya bisa membuat tiga hingga empat lampu tidur atau lampu belajar. Pemanfaatan limbah bekas digelutinya sejak 2008.

Kala itu, ia baru duduk dibangku SMA. Kendati demikian, Sap mengaku sudah banyak mendapatkan pesanan, baik perorangan yang memesan satu dua buah maupun pesanan dalam jumlah besar.

Sap juga mengajak pemuda Gontoran bisa melakukan seperti ini. Namun kata dia, sebagian besar pemuda tidak tertarik dengan apa yang dilakukan. “Hanya beberapa orang saja yang mau membantu untuk memotong dan mengelem,” sebut alumni IKIP 2014 ini.

Apa yang dilakukan Sap, awalnya hanya coba-coba. Sebelum membuat, terlebih dahulu ia melihat langsung ke toko yang menjual berbagai aneka lampu. Mulai dari lampu belajar hingga lampu hias.

Setelah itu, ia membuka Internet untuk melihat berbagai model dan cara pembuatannya. Nah dari sana, ia mencobakan diri untuk menuangkan idenya tersebut. Tak hanya lampu yang dibuat, namun juga mainan kunci yang terbuat dari bambu ia kreasikan memiliki nilai ekonomis.

Apa yang digelutinya hanya sebagai pekerjaan sampingan. Namun ketika duduk dibangku kuliah ia mulai menekuni kerajinan itu kembali. Sembari kuliah, ia kerap memanfaatkan waktu luang untuk mencari limbah plastik untuk dijadikan bahan yang bernilai ekonomis.

“Kalau bahannya di sini mudah kita dapatkan. Ada gudang barang rongsokan di sini,” sebutnya.

Di tangan Syamsul Sapwadi, barang bekas alias sampah bisa menjadi benda yang punya nilai ekonomis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News