Saya Tak Mungkin Mencederai Bu Ani

Saya Tak Mungkin Mencederai Bu Ani
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) TB Silalahi. Foto: Ricardo/JPNN.Com

Ini aja logikanya sudah enggak nyambung. Mungkin maksud mereka mau nyadap soal terorisme karena mereka takut sekali terorisme. Tapi kalau karena itu, kenapa Bu Ani yang disadap? Apa mungkin sekalian begitu? Penyadapan ini aja sudah enggak etis. Harusnya mereka mengakulah. Mereka kan enggak mengaku. Antara minta maaf dan tidak minta maaf. Itu namanya berkelit.

Itu berarti Anda membantah apa yang ada dalam dokumen bocoran Wikileaks?

Ini kan sudah tidak masuk akal. Lalu yang kedua yang ingin saya sampaikan saya kenal Bu Ani itu, lebih dulu dari pada Pak SBY mengenal dia. Sejak beliau (Ani Yudhoyono, red) umur lima tahun saya sudah kenal. Tahun 1957 saya taruna akademi militer, ayahnya beliau yang pangkat terakhir adalah jenderal purnawirawan, Sarwo Edhie Wibowo.

Pada waktu itu pangkatnya kapten jadi saya dengan teman-teman sering ke rumahnya. Bu Ani masih kecil waktu itu. Kita sudah berhubungan dekat skitar 50-an tahun. Oleh sebab itulah Pak SBY dulu minta saya sebagai koordinator tim suksesnya di Pemilu 2004. Karena sejarah hubungan itu saya mau, jadi kita kan sudah kayak keluarga. Lalu apa alasan saya mencederai Bu Ani? Saya tidak mungkin menciderai Bu Ani.

Bagaimana dengan isu yang menyebut Bu Ani berpengaruh dalam setiap keputusan Presiden?

Saya ini kan penasihat presiden. Walaupun tidak tiap hari saya ikut sidang kabinet, saya tahu bahwa tidak ada Bu Ani (dalam rapat kabinet, red). Sama sekali tidak ada pengaruh Bu Ani. Tadi pagi Pak Sudi sudah memberitahu saya. Beliau pun sudah mengatakan tidak benar.

Nama Pak Sudi juga disebut di sini, pernah ingin mundur karena semakin kuatnya pengaruh Bu Ani di Istana. Bagaimana tanggapan Anda?

Pak Sudi ini kan mengikuti presiden paling lama. Di antara semua menteri, (Sudi, red) yang paling dekat dengan presiden. Dia yang tahu. Lalu katanya itu atas omongan saya, karena Sudi sepupu saya. Pak Sudi kan hanya karena sama marganya, Silalahi.

DOKUMEN kawat diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada 17 Oktober 2007 tentang peran Ibu Negara Ani Yudhoyono yang bocor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News